Sepatu roda model terbaru dari Bont

Sistem 3-point, terbaru dari Bont. Ada tiga model, Jet, Apache, Vapour. Bandingkan bedanya.

Tahun 2007 pabrik sepatu roda Bont Australia meluncurkan produk baru yang diberi label 3-Point
Lebih nyaman dan lebih ringan, dengan teknologi canggih.

Bont Jet 3-point speed skate

The new 3-point Jet will sell for $475 (complete with wheels and bearings), making it one of the lowest priced speed skates on the market.
The Australian skate maker introduced its 3-point skates last year. They differ from other inline speed skates in the way the frames are mounted to the boot. They attach at three points, rather than two.
Bont says the design makes for more structural integrity. As a result, less material (and weight) is needed to insure the strength of the boot and frame.
Bont claimed its initial 3-point models were the lightest speed skates in the world. But the 2007 models, which arrive in March, will be even lighter.
The new top-of-the-line Vaypor boot will weigh only 340 grams, the company says. Add Bont's magnesium S-frame (110 grams), and the skate is still under a pound.

Bont Apache 3-point speed skate

The mid-range Apache will weight 15 grams more; the Jet, 56 grams more. Bont was able to cut weight by using new materials and construction techniques. It also built the boot over a new last, designed to improve comfort and control.
Bont boots have always been among the most heat-moldable on the planet. But Bont has upped the ante by giving the new boots heat-moldable footbeds and tongues.
The company has also improved the look of the 3-point. While last year's models were boxy (reminiscent of wooden shoes), the new boots are sleek, more like an Italian boot. The frames are also more streamlined.
Bont enjoyed some success with the new skates last year, although most international racing teams stuck with traditional boots.
But that may change this year as the Vaypors become the official skate of the newly reconstituted Bont International Racing Team.
So far, there's no word on who will be on the team. But apparently some top skaters will be wearing the new skates. The names of three of the new Vaypor versions are: Presti White, Duggento Blue, and Begg Pink.

Bont 3-point Vapour, paling disukai pesepatu roda

rakhmat supriyono / Yogyakarta

Durometer dan Diameter Roda Inline skate

Ukuran Durometer dan Diameter Roda Inline skate (Skate Wheel)

Durometer
Definisi tentang ukuran roda Inline skate (skate wheel durometer and diameter) dan ukuran yang paling baik untuk tiap jenis skating.

Berbicara mengenai ukuran roda skate, bisa mengenai durometer (tingkat kekerasan) dan diameter (ukuran tinggi roda).

DEFINISI: Tingkat kekerasan roda disebut "durometer". Umumnya, durometer diukur dengan skala “A”, ukuran 74A adalah untuk roda yang paling lunak dan 95A adalah ukuran roda paling keras. Tingkat kekerasan roda dapat mempengaruhi durabilitas, dan gesekan roda pada permukaan lapangan. Roda Lunak Roda yang lunak memiliki cengkeraman lebih baik, tepat digunakan untuk permukaan yang licin, tetapi roda yang lunak akan terasa lebih berat dan lambat. Roda Keras Roda yang keras dapat dipakai di jalan yang kasar, lebih cepat dibandingkan roda yang lunak dan meluncur lebih ringan (tetapi tidak mencengkeram jalan sebaik roda lunak). Kekerasan roda untuk Speed SkateRoda keras lebih cepat dari roda lunak, tetapi roda yang terlalu keras tidak mecengkeram jalan dengan baik, dan roda keras cocok untuk jalan yang agak kasar. Speed skater jarak jauh sering memilih roda yang lebih lunak dibanding untuk jarak pendek karena roda keras akan tidak nyaman untuk jarak jauh. Racers juga kadang-kadang memakai roda yang lebih lunak jika jalanan licin atau hujan, karena membutuhkan cengkeraman extra.
Diameter
Diameter atau tinggi roda diukur dengan satuan milimeter (MM). Roda untuk skate berkisar antara diameter 40 MM sampai 100 MM.
Roda yang lebih besar akan meluncur lebih cepat, roda berdiameter besar dipakai untuk fitness dan speed skating, namun demikian penambahan kecepatan (akselerasi) dari pelan ke full speed akan lebih membutuhkan energy. Sebelum kamu membeli roda untuk skate, pastikan apakah ukuran tersebut cocok dengan fram yang kamu punya. Ada frame yang hanya memuat roda berdiameter 80mm, tentu tidak bisa menggunakan roda 90mm.
Roda berdiameter kecil dibutuhkan untuk kelincahan dan aggressive skating, figure skating, roller dancing, dan hockey.

Rakhmat Supriyono / Yogyakarta

Produk Sepatu Roda Bont Semi Race 3-point

Sepatu roda Bont untuk Marathon
Pabrikan sepatu roda Australia, Bont, meluncurkan desain baru dinamai 3-point system untuk marathon.

Bont's Semi-Race
Bont membuat sepatu khusus untuk jarak jauh atau marathon dengan harga mendekati sepatu racing. Pembuatnya memang tidak mengatakan kalau sepatu ini hanya untuk marathon, tetapi sepatu ini dimaksudkan untuk membidik kelas jarak jauh atau marathon.

Penampilan sepatu model baru ini tampak sangat beda dengan sepatu-sepatu marathon sebelumnya. Perbedaan mencolok adalah sepatu ini mempunyai tiga titik tumpu (3-point mounting system).
Pada sistem konstruksi yang baru ini, frame dipasangkan ke sepatu skate dengan tiga titik baud, sebelumnya hanya dua titik. Dengan demikian, sepatu skate menjadi lebih rendah dan lebih ringan.
Harga sepatu ini sekitar $399 (US), sudah termasuk roda 100mm Semi-Race. Jika roda pakai ukuran 90mm harganya selisih sedikit menjadi $379.
Banyak skaters Indonesia sudah beralih ke 3-point karena dirasa lebih nyaman dan ringan. Yang jelas tidak ketinggalan mode.

Review: Sepatu Bont's Semi-Race, A speedy marathon skate that performs nearly as well as a racer

By Robert "Just the Factoids" BurnsonMarch 12, 2008

Overview:
Bont's Semi-Race is both speedy and responsive. In fact, it's the fastest and best performing marathon skate we've tested. (Price: $330-399 USD)

A Different Kind of Marathon Skate
Not surprisingly, Bont, the world's top maker of racing skates, has designed a marathon skate ("trainer") that is nothing like the competition.
While the marathon skates made by Rollerblade and K2 are essentially modified fitness skates, the Semi-Race is a modified speed skate.
The Weight of Marathon Skates
K2 Radical Pro: 2lbs - 15.7oz
Bont Semi-Race: 3lbs - 3oz
K2 Radical 100: 3lbs - 3 oz
Rollerblade Marathon Carbon: 3lbs - 7oz
Rollerblade Marathon Carbon TF : 3lbs. - 8 oz
Bont Vaypor 3 Point racing skate: 2lbs - 11.5oz

All skates were size 42 Mondo (U.S. men's 9). They were weighed on a digital postal scale without brakes.
When I opened the Semi-Race box, my first thought was that Bont had sent me a pair of Vaypor racing boots by mistake. But then I noticed the higher cuff and realized I wasn't that lucky.
The skate's cuff is an inch or two higher than the cuff of a standard racing boot. But otherwise, the Semi-Race looks like any other three-point Bont racing skate.
The boots come in two color schemes: red and black or black and white (pictured above). The finish shines like high-gloss enamel. It's a nice looking skate, though some skaters might prefer the more traditional look of boot leather.

Getting Up to Speed
Unlike fitness-style marathon skates, the Semi-Race is not ready to roll right out of the box. In fact, the boots are so stiff and inflexible that it's difficult to immediately get them on your feet.
But that's the idea. The skates are supposed to be heat-molded before use. They are made with thermoplastics (among other things) which turn to goo when heated. This allows them to be heat-molded to conform to the shape of your feet.
To heat-mold them, you put them (without frames and laces) into an oven at 185 degrees (F) for 20 to 30 minutes. After heating, you put them on and lace them up.

Fit
Once heat-molded, the Semi-Race is as comfortable as any other racing skate ... which is to say that it is less comfortable than a typical fitness skate, but not a problem if you are accustomed to speed boots. In fact, once I got the skates on the road, I found them to be more comfortable than other off-the-shelf racing boots.

Performance
The first thing I noticed when I started testing these skates was how easy it was to control my edges. Their stiff, solid construction makes them feel like extensions of your legs.
There's no play or mush in the boots. They are responsive and nimble. When you ask them for something, they do it.
With other marathon skates, I have found it difficult to get a good under push. But with these, it was surprisingly easy.

Speed
The Semi-Race is unusually fast for a marathon skate.
In 1-mile time trials, I only lost three percent of my speed when I switched from my racing skates to the Semi-Race. With other marathon skates, I have been as much as 10 percent slower.

Weight
The Semi-Race is lighter than most fitness skates, but significantly heavier than a racing boot.
A size 9 (U.S.) Semi-Race weighs 3 pounds and 3 ounces, 7.5 ounces more than a three-point Bont Vaypor. (See Weight of Marathon Skates, above.) If you are used to wearing racing skates, you'll notice the extra weight after a few miles.

Inline Planet Buying Advice:
The first thing to do if you are in the market for marathon skates is decide what's more important for you: comfort and ease of use or speed.
If your primary concern is comfort, you will probably be happier with a traditional marathon skate, like the Rollerblade Marathon Carbon or K2 Radical Pro.
But if it's speed you're after (and you're not yet ready for full-on speed skates), go with the Semi-Race. It is the fastest marathon skate on the market.

What you get in the box:
Semi-Race bootsAluminum S-frameFour 100mm Hyper Stripe wheelsABEC 7 bearingsAllen keyBont laces
A brake can be ordered separately.

Makna Lambang PORSEROSI

PORSEROSI (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia)

Gambar lingkaran berwarna kuning, berarti kesatuan dalam wadah kekeluargaan yang diikat dengan keaktifan di bidang olahraga sepatu roda. Gambar sepasang remaja ; berarti kegiatan olahraga ini ditunjang dan diikat oleh anak-anak remaja yang lincah, bergerak aktif dalam sportifitas pembinaan fisik dan mental remaja Indonesia.
Gambar obor/pelita dan lingkaran, sesuai dengan api abadi/obor Olimpiade yang terus menyala menerangi dan memancar serta memberikan semangat terus menerus tiada putusnya, dengan kesadaran berbahasa satu, berbangsa satu, dan bertanah air satu, Indonesia.

Sejarah Sepatu Roda
Olahraga sepatu roda berasal dari negeri Belanda yang diciptakan sekitar abad ke-17 oleh seorang penggemar ice skiting. Dia ingin mengubah permainan ice skiting menjadi permainan yang dapat bergerak di atas tanah atau jalan keras. Kemudian dicobanya mengikat beberapa kayu berbentuk bundar pada papan datar yang diikatkan pada sepatunya.
Tahun 1763 Joseph Marlin, seorang teknisi Belgia dan pembuat alat-alat musik mencoba berlari dengan peralatan ice skiting yang dilengkapi dengan roda kecil dari besi. Tapi tidak bisa berkembang pada waktu itu, karena ada larangan pemerintah Belandan bermain sepatu roda di jalan raya. Tahun 1863 seorang bernama James Leonard Plimton’s pencipta "Rocking Skate" yang kemudian ia patenkan menjadi sangat populer. Ia kemudian dijuluki "Bapak Pencipta Sepatu Roda"
Olahraga itu kemudian populer di Amerika, Inggirs dan Austria. Tahun 1876 terbentuk organisasi sepatu roda di Inggris yang bernama NSA (The National Skating Association) dan menyelenggarakan kejuaraan sepatu roda. Bahkan kemudian diperkenalkan bermain Hockey dengan sepatu roda. Selanjutnya tahun 1880 diperkenalkan ball bearing skate dan kemudian di Eropa banyak dibangun gedung pertunjukan dengan fasilitas lengkap untuk sepatu roda. Olahraga sepatu roda dijadikan sasaran "show business" yaitu sepatu roda dimainkan dalam opera, balet dan komidi musik, di mana dara-dara cantik menari di atas sepatu roda dengan penuh gaya dan tampak anggun.
Tahun 1924 berdiri organisasi septu roda internasional dengan nama Federation Internationale de Roller Skating, disingkat FIRS. Sekarang sudah menyebar di 5 benua dengan 42 anggota federasi nsaional. Kejuaraan dunia diadakan setiap dua tahun sekali dalam nomor Roller Speed Track, Artistic Roller Skating dan Roller Hockey, untuk Speed Roller Skating direncanakan diadakan kejuaraan setiap tahun.
Di Indonesia
Masuknya sepatu roda di Indonesia ketika masa penjajahan Belanda yagn membawa permainan itu ke Indonesia, kemudian menjalar pada anak-anak orang Indonesia yang kebetulan orang tuanya bekerja pada Belanda. Permaian sepatu roda pada tahun 50-an pernah ditampilkan dalam film "Tiga Dara" yang diperankan oleh Indriati Iskak. Meski sekilas, tetapi telah menujukkan bahwa bangsa Indonesia telah mengenal permainan sepatu roda. Sekitar tahun 60-an di beberapa kota besar seperti Surabaya, Ujung Pandang, Jakarta mulai banyak remaja bermain sepatu roda. Baru tahun 1978 muncul perkumpulan sepatu roda yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA), kemudian oleh remaja jalan Kaji diadakan perlombaan Kajee Race. Pada tanggal 7 Oktober 1979 terbentuklah Pengda Perserosi DKI Jakarta. Berbagai pertandingan sepatu roda diselenggarakan, dilanjutkan dengan Munas Perserosi I, diikuti oleh 10 utusan Pengda Perserosi yang berlangsung tanggal 24 - 26 April 1981.
Tiga orang yang boleh disebut pemrakarsa pembentukan PB. Porserosi yaitu : Soetoyib dari Monas Grup, Drs. Soetomo dari Otista dan Soedirdjo dari Vini Vidi Vici. Dalam Munas I secara resmi terbentuk PB. Perseorsi, dengan 14 anggota Pengda, yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, Sulsel, Sulut, Sulteng, Riau, Bengkulu, dan DKI Jakarta. Terpilih formatur tunggal, Ir. Giri Soeseno Hadihardjono yang kemudian menyusun kepengurusan masa bakti 1981 - 1985 yang sesuai dengan surat KONI No. 94 tahun 1982 mendapat pengukuhan dari Ketua Umum KONI Pusat Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Peraturan Pertandingan
Peraturan-peraturan pertandingan ini berlaku untuk semua perlombaan sepatu roda di seluruh wilayah Indonesia. Peraturan perlombaan ini bersifat mengikat dan merupakan pedoman pokok bagi setiap anggota Porserosi yang mengikuti perlombaan sepatu roda. Perlombaan sepatu roda dibagi dalam kelompok umur untuk putera dan puteri, yaitu :
A = kelompok 6 - 9 tahun B = kelompok 10 - 12 tahun C = kelompok 13 - 16 tahun D = kelompok 17 tahun ke atas, E = kelompok bebas
Peserta haruslah anggota Perserosi Daerah yang mempunyai tanda anggota Perserosi, memakai seragam perkumpulan, memakai nomor peserta dan harus sehat rohani dan jasmani. Petugas perlombaan terdiri dari dewan hakim (5 atau 3 orang), ketua perlombaan, sekretaris perlombaan, pemberi isyarat start, pembantu start, pengambil waktu utama, pengambil waktu biasa, juri utama, juri kedatangan, penghubung, pencatata hasil, sekretariat perlombaan dan pengawas lintasan.
Nomor Pertandingan
Nomor pertandingan dalam sepatu roda terdiri dari : sprint 200, 400, 500 meter, estafet, ketangkasan dan jarak menengah. Untuk ketangkasan dibagi beberapa nomor lagi, yaitu : jumping, menerobos gawang, zig zag, lompat ban, jumping balance, angka dalapan, mundur, zig zag melebar, lompat jauh dan membentuk huruf S.

dari berbagai sumber

Satu lagi, Club Sepatu Roda Yogyakarta

Jogja Inline skate Club

Sebuah club sepatu roda dengan nama JIC muncul di kota Yogyakarta. Humas JIC Herry Santosa mengatakan, JIC kepanjangan dari Jogja Inline skate Club, berdiri tanggal 28 Juli 2008. Tempat latihan di halaman parkir JEC (Jogja Expo Center) jalan Janti, dan di timur stadion AAU Maguwo. Jadwal latihan sementara tiga kali seminggu, yaitu Minggu, Selasa dan Kamis sore jam 15.30 - 17.00.

Munculnya club baru ini akan menambah jumlah club sepatu roda di DI Yogyakarta. Selama ini Pengda Yogyakarta memiliki dua club yang cukup handal, yaitu MIC (Mataram Inline skate Club) dan EMIC (Elang Merapi Inline skate Club).

Dengan bertambahnya club baru ini diharapkan akan menambah marak dunia sepatu roda dan dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi.

Tim Sepatu Roda Kaltim Berjaya di PON XVII 2008

Setelah paceklik medali emas pada hari kedua, Kontingen Sepatu Roda Kaltim 'mengamuk' pada hari ketiga dengan menyabet empat medali emas dan tiga perak pada pertandingan sepatu roda PON XVII/2008 di Sirkuit Palaran Samarinda, Rabu (9/7).
Sedangkan DKI Jakarta menyabet dua medali emas dan satu perunggu. Empat emas Kaltim pada hari ketiga sepatu roda diraih melalui nomor TTT 10.000 meter putri, sprint 500 meter putri. Dominasi Kaltim mencapai 'klimaks' dengan memborong dua medali emas untuk nomor Point to Point (PTP) 10.000 meter putra dan putri.
Pada kelompok PTP putri, medali emas Kaltim dipersembahkan oleh Latifa Hikmawati dengan 31 point dan catatan waktu 20 menit 39,14 detik.
Perak diraih Jateng melalui Ajeng Nindya, 19 point dengan catatan waktu 21 menit 40,41 detik dan perunggu diboyong Sylvia Setiawan dengan 4 point dengan catatan waktu 21.45,65 detik.
Sementara itu perebutan medali emas PTP putra berlangsung cukup dramatis. Meski sempat terjatuh pada lap ke-14, atlit Dimas Parasetya Putra (Kaltim) dengan semangat luar biasa mampu menyelesaikan lomba sekaligus meraih medali emas setelah mengumpulkan 18 point.
Pada lomba yang berjarak 10.000 meter, Dimas menyelesaikan dalam 33 lap plus 100 meter dengan waktu 17 menit 28,27 detik. Perak diraih rekan sedaerahnya Agus Prasetya, 12 point dalam waktu 17 menit, 32,47 detik. Sedangkan perunggu diraih DKI Jakarta, Johanes W yang hanya mengumpulkan 9 point dengan waktu lomba 17,28,52 detik.
Keberhasilan tim Kaltim ini tak lepas dari kekerasan dan kedisiplinan yang diterapkan oleh pelatihnya, Ronald, mantan atlet sepatu roda MONAS DKI.

source: http://inilah.com/berita/2008/07/09/37557/kaltim-ngamuk-di-venue-sepatu-roda/

Kaltim Juara Umum Sepatu Roda

Guyuran hujan di Samarinda dan sekitarnya tak menyurutkan langkah anak-anak Kaltim mengukir prestasi terbaik di arena Sepatu Roda PON XVII, Kamis (10/7). Kaltim tak hanya merebut medali emas di nomor terakhir kelas Marathon 42 km putra, tapi sekaligus memenuhi ambisinya merebut juara umum.Kaltim menjuarai Sepatu Roda PON XVII dengan mengoleksi 8 medali emas, 5 perak dan 3 perunggu. Itu artinya, peta kekuatan sepatu roda yang selama ini didominasi atlet Pulau Jawa seperti DKI, Jateng, Jatim, DIY mulai terbagi ke Kalimantan. Bahkan, sukses tim tuan rumah merupakan catatan tersendiri sepanjang sejarah perhelatan olahraga akbar empat tahunan ini.Medali emas terakhir sepatu roda Kaltim dipersembahkan Didan Wiryana di nomor Marathon 42 km. Didan sukses menumbangkan ambisi Johanes (DKI) yang hanya puas dengan perak. Medali perunggunya direbut Agus Purwanto (Jateng). Sedang di nomor Marathon 42 km putri, medali emas direbut Sylvia Setawan (Sulut), disusul Anggi Rahmadini (DKI) dan Agita Musito (Jateng). Didin mulanya tercecer di belakang. Jauh ketinggalan dengan rekannya Agus Prasetyo yang beberapa kali memimpin di arena Sepatu Roda yang memakai Jalan Raya Harun Nafsi, Samarinda Seberang. Apalagi, turunnya hujan membuat Didin dan atlet lainnya hati-hati. Sedang saingannya dari DKI, Jateng dan Sulut terus menguntit dan bergantian memimpin. Ketika pertandingan tersisa satu dari 11 kali putaran (lap), persaingan makin ketat. Agus yang tadinya memimpin tercecer. Bahkan, atlet andalan Kaltim di nomor ini seolah dikurung atlet lainnya. Namun, Didin mampu mengerahkan semua kekuatan dan memanfaatkan peluang, hingga mampu menggapai garis finish. Didan pun juara, dan Johanes (DKI) hanya puas di posisi dua. Saya senang dengan kemenangannya ini. Awalnya, saya tidak yakin merebut juara pertama, karena saat pertandingan saya di posisi belakang. Tapi, mendekati garis finish, jalan terbuka dan saya mampu mengejar ketinggalan sampai akhirnya terdepat di garis finish, ucap Didin dan sejumlah ofisial Kaltim lainnya seakan bahagia.Manajer Sepatu Roda Kaltim sendiri, Ali Rahman, juga merasa bangga terhadap anak asuhnya yang mampu merengkuh juara umum. Saya puas. Target tiga emas yang kita targetkan, kenyatannya terlampaui, sehingga kita merebut juara umum, ungkap Ali Rahman berbinar-binar.
KLASEMEN AKHIR MEDALI
1. Kaltim : 8 -- 5 -- 3
2. DKI : 7 -- 6 -- 3
3. Jateng : 2 -- 6 -- 5
4. Sulut : 1 -- 0 -- 4
5. Jatim : 0 -- 1 -- 0
6. Banten: 0 -- 0 -- 2
7. DIY : 0 -- 0 -- 1


sumber: http://ponxvii-kaltim.com/index.php?

Perjuangan Sepatu Roda di PON Kaltim

Atlet sepatu roda harus berjuang keras untuk meraih medali. Salah satu mata lomba pada atlet putra tetap diteruskan meski hujan cukup deras.
Rendy, pesepatu roda asal Kaltim hanya dapat medali perak, harus mengakui keperkasaan Allan Chandra dari Jateng yang masih berjaya memboyong medali emas.
Atlet putri tampak bersaing ketat mencapai garis finish. (rakhmat-s)

sumber: http://ponxvii-kaltim.com/index.php?menu=berita_informasi&sub_menu=detail_news&id_berita=1090&jenis=Info%20Harian

Info produk sepatu roda BONT 2007-2008:

Tahun 2007 lalu perusahaan sepatu roda terkenal Bont (Australia) mengeluarkan produk andalannya yang disebut 3-Point
Lebih rendah dan lebih ringan, menggunakan teknologi canggih.

Bont Jet 3-point speed skate dijual dengan harga $475 (lengkap dengan roda dan bearing), dikatakan harga yang sangat murah dan ekonomis.

Desain baru ini sangat berbeda dengan desain-desain sepatu roda Bont sebelumnya, terutama pada konstruksi pemasangan frame ke sepatu skate. Pada sistem 3-point, baudnya tiga titik sehingga lebih kuat, lebih nyaman, dan juga lebih rendah karena posisi roda menjorok ke bagian sepatu.

Bont mengatakan, the design makes for more structural integrity. As a result, less material (and weight) is needed to insure the strength of the boot and frame.
Bont juga meng-claimed bahwa sepatu roda model 3-point keluaran 2007 ini adalah sepatu speed yang paling ringan di dunia.
Sepatu 3-point model Vaypor beratnya hanya 340 grams. Ditambah frame Bont's magnesium (110 grams), dan sepatu beratnya masih di bawah satu pound.

Bont Apache 3-point speed skate
The mid-range Apache will weight 15 grams more; the Jet, 56 grams more. Bont was able to cut weight by using new materials and construction techniques. It also built the boot over a new last, designed to improve comfort and control.
Bont boots have always been among the most heat-moldable on the planet. But Bont has upped the ante by giving the new boots heat-moldable footbeds and tongues.
The company has also improved the look of the 3-point. While last year's models were boxy (reminiscent of wooden shoes), the new boots are sleek, more like an Italian boot. The frames are also more streamlined.
Bont enjoyed some success with the new skates last year, although most international racing teams stuck with traditional boots.
But that may change this year as the Vaypors become the official skate of the newly reconstituted Bont International Racing Team.
So far, there's no word on who will be on the team. But apparently some top skaters will be wearing the new skates. The names of three of the new Vaypor versions are: Presti White, Duggento Blue, and Begg Pink.



BONT JET 3 Mount 4 x 100mm Package
JET 3 Mount 4 x 100mm packageBont introduced 3-point mounting system to overcome problems that have come to light in 2005 with the 190mm and 195mm mounting separation for 100mm skates.
This is the first images to become available of the 2007 Bont skate range. For this year Bont now offers 3 mount technology at all price points in their range.
This is new Jet boot and will be offered as a package fitted with the new alloy 3 mount frame, in the sizes listed below, Hyper wheels and Abec 7 bearings.
All the advantages of a 3 mount boot at an affordable price, choose your preferred frame length and boot pitch.
Frame length fitted as Standard
Boot size
1-3
Frame length
11.92"
Boot size
3.5-4
Frame length
12.5" - 12.8"
Boot size
4.5-5.5
Frame length
12.5" - 12.8"
Boot size
6-8
Frame length
12.8" - 13"
Boot size
8-14
Frame length
12.8" - 13.2"

Skate packages will be supplied with the a 10mm pitch unless otherwise requested. We recommend frame fitment as listed above, but please advise your preferred frame length when ordering.Package price: AU$669.00 = US$555.00 including freight.

Club Sepatu Roda EMIC Mencari Tempat Latihan

Club sepatu roda EMIC yang sejak tahun 1997 belatih di depan Gedung Pusat UGM Yogyakarta, terhitung sejak 30 Juni 2008 tidak diijinkan lagi berlatih di halaman rektorat tersebut. Akibat tidakdiijinkannya anak-anak EMIC berlatih di tempat yang strategis tersebut, kini latihan sepatu roda yang biasanya diselenggarakan tiga kali seminggu terpaksa vakum.
Pengurus menyesalkan keputusan rektor UGM yang melarang atlet sepatu roda berlatih di halaman gedung pusat UGM. Atlet EMIC tercatat ada 42 anggota aktif.
EMIC Club yang diketuai oleh Pak Andry Mulawarman ini secara formal berdiri pada tahun 2000 setelah lepas dari Geronimo Community. Para pencetus EMIC Club memutuskan untuk berdiri secara independen karena adanya keinginan untuk lebih maju. EMIC Club yang memiliki nama panjang Elang Merapi In-line Skate Club ini mendidik anggotanya untuk menjadi atlit in-line Skate, khususnya dalam hal kecepatan.
Nama Elang Merapi yang sekaligus menjadi lambang dari klub ini memiliki makna filosofis tersendiri. Elang Jawa yang dalam lambang digambarkan terbang diatas gunung Merapi tersebut memiliki arti bahwa adanya keinginan klub ini untuk mengepakkan sayapnya hingga menembus batas tertinggi, yang diibaratkan dengan gunung Merapi.
Pada permulaan kemunculannya, tak banyak yang berminat untuk bergabung. Namun berkat latihan rutin yang kerap menjadi tontonan tersendiri ini, banyak orang yang lantas tertarik untuk bergabung. Events terakhir adalah Kejurkab Sleman 2008 Juni lalu yang diikuti 40 peserta.

Hingga berita ini diedit, 1 September 2008 (setelah vakum sejak awal Juli 2008), EMIC masih mencari tempat latihan yang representatif.

Program Polisi Sepatu Roda Dikritik

21 Juni 2008 02:08 WIB

Tim polisi lalu lintas bersepatu roda diragukan efektifitasnya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Bahkan, program ini dianggap hanya untuk mencari sensasi.“Bukan tempatnya polisi mengutamakan popularitas," kata anggota Komisi Kepolisian Nasional Adnan Pandu Praja di kepada Tempo di Jakarta kemarin. Ia berpendapat, mestinya polisi mencari terobosan yang kreatif dan dapat dipertanggungjawabkan efektivitasnya. Selanjutnya, Komisi Kepolisian Nasional akan mengawasi dan mengevaluasi program “polisi sepatu roda” itu. "Karena sekarang belum berjalan. ”Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jakarta dua hari lalu menyatakan akan meluncurkan “polisi sepatu roda” untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Tim yang berisi 20 orang itu sedianya diterjunkan di jalan-jalan protokol yang sangat macet atau yang sampai stagnan. Polisi menolak program ini hanya untuk mencari popularitas atau sensasi. Koordinator Traffic Management Center Polda Metro Jaya Komisaris Sambodo Purnomo menuturkan, program ini juga menyesuaikan dengan program hari bebas kendaraan bermotor. Di kawasan itu, polisi pun harus meninggalkan kendaraan dan memakai sepatu roda. "Kami lihat bagaimana kesinambungannya. Kami akan evaluasi setiap hari,” ucapnya. Sambodo menerangkan, anggota unit yang dipimpin Inspektur Dua Sutirto itu masih 21 petugas. Pada prakteknya, tim itu harus siap memberi pertolongan pertama pada korban kecelakaan, membereskan lokasi kecelakaan, dan memberi tilang pada pelanggar. Soal pembiayaan, menurut dia, tak ada anggaran khusus. Namun, kata seorang polisi, sepatu roda itu, “Sumbangan dari warga masyarakat yang peduli." Ketua Presidium Indonesian Police Watch Netta S. Pane pun mengungkapkan keraguannya terhadap efektifitas tim polisi lalu lintas bersepatu roda. Keraguan itu berdasarkan fakta, masih banyak jalan protokol yang rusak berat atau tak rata plus kemampuan polisi bersepatu roda yang belum meyakinkan. "Membahayakan petugasnya. Citra petugas turun jika seandainya ia jatuh karena kurang terlatih," katanya. Neta pun memandang sebelah mata program itu sebab beberapa terobosan sensasional polisi untuk mengatasi kemacetan kerap tak berjalan baik. "Dulu ada patroli polisi dengan helikopter dan bersepeda. Mana kenyataannya?“Ia menyarankan pemerintah fokus pada mengurangi jumlah kendaraan untuk mengatasi kemacetan. Polisi bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, misalnya membatasi penerbitan surat izin mengemudi.

Menurutku, polisi bersepatu roda itu fine-fine aja, why not? satu kemajuan yang patut diacungi jempol. Komentar-komentar bernada miring itu umumnya datang dari orang yeng belom paham persepaturodaan. Di sepatu roda ada beberapa jenis sepatu. Untuk pak polisi jelas pakainya bukan sepatu roda jenis speed/special, tapi jenis recreational yang biasa dipakai buat jalan-jalan para remaja di luar negeri.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/

KEJURKAB SEPATU RODA SLEMAN 2008

Hari Jadi Kabupaten Sleman DIY yang ke 92 disemarakkan dengan PORKAB dan KEJURKAB. KEJURKAB 2008 ini dijadikan ajang kompetisi dan pembibitan atlit sekaligus seleksi menjelang PORPROV ke 10 Tahun 2009 di Kota Yogyakarta. KEJURKAB cabor sepaturoda diselenggarakan oleh Pengkab PORSEROSI Sleman, mengacu pada standar KEJURNAS dengan beberapa penyederhanaan dan efisiensi. Event ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas atlit sepatu roda di Kabupaten Sleman sehingga mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional secara sportif.

WAKTU DAN TEMPAT
Lomba diselenggarakan di Sirkuit Paingan, Condongcatur, Sleman
Hari : MINGGU, 27 April 2008 Pukul : 07.00 s/d selesai

HASIL LOMBA

RACE 1: SPRINT 1000 M // A - SPEED PUTRA
Juara 1 HILMAN FIKA SAGARMATA (2’.37”.43)
Juara 2 WIKO LASMAWAN (2’.41”.23)
Juara 3 ADHIMAS WAHYU SATRIAWAN (3’.46”.81)

RACE 2: SPRINT 1000 M // A – SPEED PUTRI
Juara 1 INGGRIT NUR RAHMANI M. (3’.03”.28)
Juara 2 VAVIANI SEKAR ATIARISTA (3’.29”.61)
Juara 3 AYU PUTRI SYAHRANI NINGRUM (3’.51”.88)

RACE 3: SPRINT 500 M // A - STANDARD PUTRA
Juara 1
Juara 2 MUH TRISTAN AVILA F.S. (1’.45”.79)
Juara 3 ANANDA RAVI KUNTADI

RACE 4: SPRINT 500 M // A - STANDARD PUTRI
Juara 1 CHALILA ADDINAWATI (1’.59”.83)
Juara 2 MC VIODHY ARDIYAARI TRINIDYA (2’.13”.37)
Juara 3 EXI ADRIANA NABILA D (2’.43”.52)

RACE 5 : ITT 300 M // A - SPEED PUTRA
Juara 1 HILMAN FIKA SAGARMATA (50”.49’)
Juara 2 WIKO LASMAWAN (52”.47’)
Juara 3 ADHIMAS WAHYU SATRIAWAN

RACE 6: ITT 300 M // A – SPEED PUTRI
Juara 1 INGGRIT NUR RAHMANI M. (53”.28)
Juara 2 VAVIANI SEKAR ATIARISTA (1’.02”.07 )
Juara 3 AYU PUTRI SYAHRANI NINGRUM (1’.12”.69)

RACE 7: ITT 300 M // A - STANDARD PUTRA
Juara 1 EMANUEL ALTAIR PANDU WICAKSANA (1’.09”.58 )
Juara 2 MUH TRISTAN AVILA F.S. (1’.16”.50 )
Juara 3 ANANDA RAVI KUNTADI

RACE 8: ITT 300 M // A - STANDARD PUTRI
Juara 1 CHALILA ADDINAWATI (1’.13”.82)
Juara 2 MC VIODHY ARDIYAARI TRINIDYA (1’.23”.53)
Juara 3 EXI ADRIANA NABILA D. (1’.26”.90)

RACE 9: SPRINT 1000 M // B – SPEED PUTRA
Juara 1 ADITYA WAHYU R. (2’.38”.14 )
Juara 2 DANISWARA RAFI RAMADHAN (2’.42”.52)
Juara 3 NICKO ROLANDA ANDELA (2’.54”.80 )

RACE 10: SPRINT 1000 M // B – SPEED PUTRI
Juara 1 ANGGIT NUR MALIK P (2’.24”.86 )
Juara 2 LOURNA MEGA VALENTINA (2’.26”.28)
Juara 3 DINA TRISNANDA (2’.45”.45 )

RACE 11 : SPRINT 3000 M // C – SPEED PUTRI
Juara 1 CLARISSA SAGARMATA (6’.58”.72 )
Juara 2 DEFARA RIZKANANDA (8’.27”.37 )
Juara 3 BELLA (10’.04”57 )

RACE 12 : SPRINT 5000 M // E – SPEED PUTRA
Juara 1 KHARISMA YUDHISTIRA (11’.48”.02 )
Juara 2 JORDY PUTRA CHANDRA (12’.02”.98 )
Juara 3 KEVIN PUTRA CHANDRA (13’.13”.93 )

RACE 13 : ITT 300 M // C – SPEED PUTRI
Juara 1 CLARISSA SAGARMATA (40” 11 )
Juara 2 DEFARA RIZKANANDA (45” 96 )
Juara 3 BELLA (59” 76 )

RACE 14: ITT 300 M // B – SPEED PUTRI
Juara 1 ANGGIT NUR MALIK P (43” 75 )
Juara 2 Juara 3 DINA TRISNANDA (46” 82 )
Juara 3 LOURNA MEGA VALENTINA (48” 62 )

RACE 15: ITT 300 M // B – SPEED PUTRA
Juara 1 ADITYA WAHYU R. (47” 32 )
Juara 2 NICKO ROLANDA ANDELA (47” 59 )
Juara 3 DANISWARA RAFI RAMADHAN (50” 54 )

RACE 16: ITT 300 M // E – SPEED PUTRA
Juara 1 KHARISMA YUDHISTIRA (39”.98 )
Juara 2 JORDY PUTRA CHANDRA (43”.54 )
Juara 3 KEVIN PUTRA CHANDRA (45”.49 )

Anindya Wening, Medali Pertama Sepatu Roda DIY

Senin, 07-07-2008 17:03:42
SAMARINDA - Pesepaturoda DIY Anindya Wening Melati harus puas dengan medali perunggu pada pertandingan pertama sepatu roda PON XVII Kaltim 2008 di nomor ITT (Individual Time Trial) 300 meter putri dengan catatan waktu 32,92 detik. Ia kalah cepat melawan atlet tuan rumah Kalimantan Timur Eri Marina Yo yang mencatatkan waktu 30,29 detik. Nomor ITT 300m putri ini digelar di Sirkuit Sepatu Roda Palaran Samarinda, Senin (7/7). Medali perak diraih atlet Jateng Denta Iswara dengan catatan waktu 32,50 detik. Penyerahan medali emas pertama cabang sepatu roda dilakukan Walikota Samarinda H Ahmad Amins. Sukses Eri meraih yang terbaik di nomor 300 meter ITT putri disambut sukacita oleh pendukung dari sesama anggota Kontingen Kaltim. Sementara itu beberapa saat setelah pengumuman peraih medali emas, kubu Jawa Barat sempat melancarkan protes. Melalui manajer Erry Sudradjat, kubu Jabar mempertanyakan hasil penghitungan waktu oleh panpel. Kubu Jabar menganggap atletnya Sheila Mafitra Dewi mencatat waktu 32,02 detik sesuai yang tercatat di papan pengumuman setelah Sheila finis. "Seharusnya Sheila berada di peringkat kedua, namun ternyata dalam pengumuman akhir tercatat 32,98 detik dan hanya berada di peringkat keempat," kata Ery. Namun protes Jabar tidak mengurungkan jadwal pengalungan medali emas oleh Walikota Samarinda Achmad Amins. Final ITT putri 300 meter itu diikuti sembilan finalis. Selain Eri, Denta dan Anindya, juga diikuti enam atlet lainnya yaitu Sheila Mafira Dewi (Jabar), Maharani Felerisa (Banten), Ratih Feminingrum (Jateng), Dewi Yuliasari Tri Astuti (Jabar), Larasati Khairina (Jambi) dan Pramestiara Aryanti (DIY). Sementara itu Eri Marina mengaku sangat senang bisa mempersembahkan medali emas pertamanya itu, dan ia berharap bisa berlanjut pada nomor lain yang diikutinya. "Sudah pasti senang, terima kasih untuk semua yang mendukung saya," kata Eri. Suasana di lintasan sepatu roda juga dimeriahkan oleh kehadiran "Jack Mania" atau pendukung Kontingen DKI Jakarta. Kehadiran mereka sangat mencolok karena menggunakan kostum orange kebanggaan mereka. (ANT)

Atlet Sepatu Roda Yogyakarta Terpeleset

Salah satu atlet sepatu roda andalan DI Yogyakarta Premastiara mengalami kecelakaan saat berlatih di lintasan sepatu roda Kompleks Stadion Utama Palaran. Atlet besutan Astana dan Masda di Mataram Inline-skate Club (MIC) ini terpeleset hingga mengalami cedera. Meski hanya luka ringan pada kaki, namun bagi dara kelahiran Jakarta 1991 itu mengganggu mewujudkan target emas yang dibebankan kepada dirinya. "Saya tetap siap bertanding pada 7 Juli nanti dan tetap semangat untuk meraih medali emas," kata Tiara.

Sepatu Roda merupakan salah satu Cabor yang diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diharapkan dapat mendulang dua emas dan satu perak. Dua pelatihnya Astana dan Masda menargetkan emas di nomor sprint 500 meter. Saat mencoba lintasan tiga hari menjelang lomba, dia terpeleset. Karena belum ada posko kesehatan di sekitar venue Sepatu Roda dan belum tahu keberadaan Medical Center Stadion Utama, salah satu Offisial Jogja terpaksa memberi pertolongan pertama sendiri. Tiara berharap posko kesehatan segera didirikan di venue tersebut. Karena kecelakaan bisa terjadi tidak hanya saat pertandingan berlangsung. "Contohnya saya, masih latihan tiba-tiba terjatuh, bagaimana kalau hal itu dialami atlet lain juga. Untung saja saya tadi lukanya tidak parah," ujarnya. Target emas Premastiara bukan tanpa alasan. Berbagai prestasi pernah diaraihnya. Diantaranya meraih medali perak dan perunggu dalam Kejuaraan Nasional di Alun-alun 2007 dan mendapat tiga perak dan satu perunggu pada Porda Bantul 2007. Atlet andalan DIY lainnya adalah Anindya Wening Melati yang pada Kejurnas 2007 lalu meraih predikat atlet terbaik dengan menggondol 3 emas dan 1 perak.

sumber: http://ponxvii-kaltim.com/index.php

Teknik Double Push untuk Pemula

Langkah1
Being someone who's been doing the double push for years and looking on the internet at the "how to do the double push" information, I was completely lost. Now if someone who can do the double push doesn't understand the "how to do the double push" information, how is someone that can't do the double push supposed to understand. In this article I made the steps very basic to get you on your way to doing the double push.
First you have to learn your outside edges. If you take nothing away from this other than learning your outside edges you have taken a major step towards becoming a better speed skater. Below is how you should not be skating. As you can see I'm skating on the insides of the wheels and my ankles are falling in or I am skating in a pronated position. The boots will cut into the outside of your ankle and ankle bones when skating in this position. (for those of you using a dialup connection allow these pages to load fully so you can see the animated gif's, it can take 3 to 5 minutes per page, if you have a popup blocker enabled these images won't animate)
Now below you can see I'm skating on the outsides of my wheels and my ankles are falling out. My ankles are now in a supinated or anti-pronated position (proper position).
When I started skating I pronated terribly, all I did was chase the fastest skaters and tried to keep up at all costs even if this meant pronating for miles. This is the incorrect way to start speed skating. You should only be skating as fast as your form allows. Once I figured out that I was pronating and pronating was bad, for one straight month I skated at 5 mph working my outside edges as deep to the outside as I could stand, almost walking around our trail.
Even though the speed skaters came zipping by I knew what I had to do and that was to make the outside edge second nature to me. When you work a deep outside edge you should feel pressure from the boot on your inside ankle bone. I pushed the outside edge just short of blistering my inside ankle bone. Now there are some boots on the market that if you crick your ankle to the outside at all they cause excruciating pain on your inside ankle bone. Some boots will allow you to attain an extreme outside edge and some won't (call for that info).
I've skated behind a lot of people that I had just sold skates to and the one thing I noticed was when trying to get them to skate on an outside edge they say, am I doing it now, and I'll say no, you need to crick your ankle further like this, and then they'll say, am I doing it now and I'll say no you need to crick your ankle further like this. We would go back and forth like that another 50 times before they even came close to an outside edge. So what I've learned is people think their skate is in one position when in reality it's in a completely different position. Where that helps you is unless you know you're on your outside edge at a 45 degree angle chances are your not as far on the outside edge as you think.
Once you've worked your outside edge for weeks at very slow speeds start picking up your speeds slowly, stopping or slowing down the minute you start to pronate. I suggest intervalling your speed up. Skating at 5 mph working extreme outside edges slowly bring your speed up to 10 mph 15 mph then skate to the highest speed your comfortable at for 15, 30 or 60 seconds then shut it down. If you start to pronate at any time slow yourself back down to the 5 mph and work your outside edges for another 1 to 5 minutes then run your speed back up to the max for the 15 to 60 seconds.
When your comfortable with the higher speeds you will be trying to hit the max possible speed on each effort. If the fastest you could go before was 20 mph then your shooting for 21 mph, if your fastest was 28 mph then your shooting for 29 mph (make sure when your doing this type of training that your in a safe place that accommodates these top speeds). This type of skating will give you larger more powerful muscles where distance skating will give you smaller more efficient muscles.
Even when your just standing around talking to someone (picture below) you should be working your outside edges instead of standing in a pronated position.


Langkah 2
Now that you've learned the outside edge you can start moving your skate across the center line to get used to the inside steer of the double push. Here I'm taking my right skate and steering it slightly across the center line in front of my left skate.
Once you're able to get the right skate slightly across then the next step is to get it extremely across (practice as far as you can get it to go).
When your right skate is across the center line it should be on an outside edge as well as the trailing left skate should be on an outside edge.


Langkah 3
Now that you've got your right skate across the front now start with your left skate slightly across the front.
Then when you can get your left skate slightly across the front then get used to crossing your legs deeper. Then practice as deep as you can.


Langkah 4
Now that you have gotten your left and right skate to cross the center line now you can alternate between the left and right skate. Then go as deep as you can while alternating.


Langkah 5
Now that you've got your right skate across the center line with both skates on the ground now steer the right skate across the center line while the left skate behind you is resting on the front wheel.
Make sure that when the right skate is across the center line it is on an outside edge.


Langkah 6
Now that you got your right skate across the center line with your left skate trailing, now you need to get your left skate across the center line with your right skate trailing. Once you have this somewhat down then try to extend it as far inside and outside as you can.


Langkah 7
Now for the kick back. Gently flirt with kicking one skate behind the other. It is very important for the skate on the ground to be on an outside edge while doing the kick back. If your not on an outside edge on the plant skate it will make it impossible for you to do the double push.
Once you have flirted with the kick back then extend your skate further across the back. Eventually extend it across the back as far as possible.
Be careful with the kick back as if you're going to fall this is where it's going to happen. I think when I first started the kick back I fell about 4 times. What happens is you catch the front wheel of one skate to the back wheel of the other and then you have no skate in front of you to put down and you fall. The first time this happens and chances are it will, it will definitely run your heart rate up.


Langkah 8
Here I'm adding arms to the kick back. On this one if your back skate goes to the right your arms go to the right and if your back skate goes to the left then your arms go to the left. So your arms should follow your back skate. In the next step (next page) I won't have you using your arms. I have you using your arms in this step because initially it's hard to get your weight transfer without your arms but as you become more proficient you won't need your arms to get a weight transfer.


Langkah 9
The last step is to actually do the double push. The only difference from doing the kick back with the arms and doing the double push is when the plant skate is being set down it has to be turned to the inside initially to get the inside push then it is turned back to the outside for the outside push.
In essence a double push is a controlled fall. By kicking your back foot across the back along with steering your plant skate inside you start your body falling in the opposite direction of the inside steer. Then at the last second (this is the timing you will learn after doing this thousands of times) you turn your plant skate back out and that will pick your body back up. The hardest part is to let yourself start falling outside while your plant skate steers inside. Eventually you can push the limits further and further, fall more to the outside before you turn the plant skate back to the outside to pick you back up.
If you don't steer the plant skate inside long enough you will never get the double push, if you steer the plant skate inside for too long before you turn it back to the outside you will hit the ground. Somewhere in-between those two extremes is the proper double push. I use the words steer inside multiple times on this page because when your learning the double push you will initially be steering the plant skate inside. Eventually you will turn the inside steer into an inside push hence the words double push.

Sumber: http://www.nettracing.com/pict/inst/step9.htm