Senin, 29 Desember 2008

Manfaatkan Event di Sidoarjo Januari 2009

Berita Kejurnas Sepatu Roda di Sidoarjo sepertinya sudah semakin pasti setelah Pak Heru menyebar SMS ke seluruh club di Indonesia. Dikatakan, Pengkab PORSEROSI Sidoarjo akan mengadakan Kejurnas Sepatu Roda antar Club Piala Bupati Sidoarjo yang ke 7, pada tanggal 24 - 25 Jauari 2009. --- DIUNDUR; Sabtu 31 Januari dan Minggu 1 Februari 2009, mulai jam 08.00 WIB. Technical Meeting Kamis 29 Januari 2009 jam 15.00 di Kantor Dinas PU Bina Marga.

Nah, event ini seharusnya bisa dijadikan ajang diskusi/musyawarah para pengurus maupun atlet dalam rangka memperjuangkan cabor kesayangan kita ini agar tidak dicoret pada PON 2012 di Riau. Teknisnya, para pengurus club bersama dengan PB/Pengprov/Pengkab datang lebih awal (2 hari sebelum lomba), sekalian technical meeting.  Setelah TM, para pejabat PORSEROSI bermusyawarah mengatur konsep dan strategi untuk diajukan ke KONI bahwa Cabor Sepatu Roda punya prospek dan berpotensi mengibarkan merah putih di tingkat ASEAN.

Sementara para atlet bisa mengatur waktu di sela-sela lomba (malam hari tentunya) berkumpul di satu tempat untuk lebih menyatukan diri, membangun kekuatan (wah... jadi heroik), menyusun konsep2 untuk mem-back up PB PORSEROSI.

Perlu diingat, persaingan para atlet hendaknya hanya terjadi pada saat lari (on skate) di lapangan. Di luar lapangan, saat off-skate, semua atlet harus bersahabat.

Trend Roda 4 x 100mm

Roda 100mm tepatkah buat anak-anak?

Roda berdiameter 100mm belakangan sedang menjadi trend pesepaturoda senior baik di tanah air maupun di luar negeri.  Anak-anak kelompok umur C dan D (usia sekitar 10 - 14 tahun)  tampaknya tidak mau ketinggalan. Tidak sedikit dari mereka yang ingin mencoba 100mm wheel seperti yang dipakai para seniornya. Salah satu di antaranya adalah Kharisma Yudhistira (11 tahun), atlet kelompok C asal Sleman Yogyakarta yang mulai mencoba matter wheel 100mm. Ketika saya tanyakan pada pelatih Ronald, ternyata tindakan ini kurang tepat karena bisa menghambat perkembangan fisik atlet. Berikut komentar Ronald, pelatih Kaltim yang tengah naik daun karena kesuksesannya di PON 2008.

halo om...
...sebenernya roda 100 mm itu blum efisien buat Risma (atlet usia 11 tahun - Red)..., soalnya lebih berat n lebih panjang, so butuh power yang besar untuk itu, sedangkan atlet seusia Risma komponen fisik power nya jelas belum maksimal karena masih masa pertumbuhan...komponen fisik buat atlet seusia risma lebih dominan ke daya tahan/endurance. jadi saran aku tetep 90 mm dulu aja om...biar sel pertumbuhan risma bekerja dulu. Takutnya jika seusia sekarang dibebani berat yang besar sel pertumbuhan akan terhambat dan dampaknya ke tinggi badan Risma gak optimal.... thx
.

Oke Coach..., makasih informasinya semoga bisa dipahami anak-anak dan (terutama) orang tuanya untuk tidak buru2 pakai roda 100mm.



Jumat, 26 Desember 2008

PORPROV X – 2009 CABOR SEPATU RODA KOTA YOGYAKARTA MASIH TERKUAT

PORSEROSI PENGKOT YOGYAKARTA DAPAT GILIRAN

GELAR PORPROV X - 2009

Cabor Sepatu Roda digelar di Stadion Mandala Krida

PORDA yang kini ganti nama menjadi PORPROV (Pekan Olah Raga Provoinsi) merupakan pesta olah raga yang diselenggarakan setiap dua tahun. PORDA IX tahun 2007 diselenggarakan di Kabupaten Bantul. Tahun 2009 giliran Kota Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggara. Untuk cabang olah raga sepatu roda, hampir dapat dipastikan akan digelar di Stadion Mandala Krida, satu-satunya tempat paling representatif.

Melihat potensi yang ada saat ini, Kota masih paling kuat untuk cabor sepatu roda. Pada 2007, Kota meraih score paling tinggi dengan mengantongi 10 emas, 1 perak, 1 perunggu. Disusul Kabupaten Bantul dengan perolehan medali: 1, 10, 6. Posisi ke tiga adalah Sleman dengan medali 1, 1, 3. Sementara Gunung Kidul belum mampu merebut medali. Kulonprogo diperkirakan masih belum dapat mengikuti cabor sepatu roda karena sejauh ini tidak memiliki atlet.


Kota Bertebaran Atlet

Menghitung kekuatan cabor sepatu roda, Kota Yogyakarta saya kira masih paling unggul dibanding daerah lain. Beberapa atlet Kota yang masih berpeluang mendulang emas antara lain:

PUTRI : Anindya Wening Melati, Ageng Cahya Kurnia Putri, dan Prameswari Kirana Ratri. Ketiganya sangat berpeluang meraih emas, jika melihat kekuatan lawan yang ada saat ini.

PUTRA : Yohanes Ardito dan Zaky Oktania Zukri dapat dipastikan mampu memborong emas.

Perlu dicatat bahwa peserta cabor sepatu roda pada PON XVIII di Kaltim sebagian besar berasal dari Kota.

Urutan kedua saya kira belum bergeser seperti tahun 2007, yaitu Bantul. Di sana ada Sugeng Laksono, Adrianus Agus Widodo, Premastiara Aryanti, dan Nadia Alaydrus. Jika pelatih pandai mengatur strategi, tidak menutup kemungkinan deretan atlet andalan Bantul ini dapat mencuri emas, atau minimal perak.

Krisis atlet masih dialami Sleman dan Gunungkidul. Sleman hanya memiliki atlet yang – meskipun potensial – masih berada pada kelompok B, C, dan D. Sebutlah Andri Ramdaniah, Diya Khairana, Yurinda Puspaningtyas, dan Clarissa Sagarmata. Di kelompok Putra, Sleman diwakili oleh Augi, Kharisma Yudhistira, dan Jojo. Pelatih harus jeli mengatur strategi untuk dapat mencuri emas.

Gunungkidul sesungguhnya memiliki cukup banyak atlet berbakat seperti Renka dan Dicky, namun tampaknya kurang pembinaan yang memadai.


Beli atlet luar

Melihat peta kekuatan atlet saat ini, praktis hanya Kota dan Bantul yang berpeluang meraih medali. Sementara Sleman dan Gunungkidul harus puas hanya menjadi “penggembira”. Pada PORDA 2007, ada satu Pengkab kedapatan “mengontrak” atlet dari luar daerah. Seandainya pada PORPROV 2009 dibolehkan “beli” atlet luar, kedudukan prestasi perlu dihitung ulang. Sebab di Sleman berdomisili atlet-atlet PON yang sudah terlanjur dikontrak Kaltim dan berhasil meraih prestasi gemilang. Sebutlah Sascha, Tifa, dan Rendy – tiga atlet yang berdomisili di Sleman ini menjadi andalan Kaltim saat ini. Di Gunungkidul juga ada Agus yang cukup disegani pada PON XVIII – 2008.

Catatan hasil PORDA IX 2007 di Bantul yang bisa dijadikan bahan perhitungan.

ELIMINASI 5.000 M # PUTRI

I ANINDYA WENING MELATI – YOGYAKARTA -- 13:03:92

II KUSUMA PRATIWI – BANTUL -- 13:07:27

III NADIA ALAYDRUS – BANTUL -- 13:14:89

IV RR. WIJAYANTI – YOGYAKARTA -- 13:46:85

V. NATASYA OKTAVIANTI – SLEMAN -- 14:10:05

VI LUCIA DIPA SARASWATI – SLEMAN -- 14:12:95

SPRINT 300 M # PUTRA

I. ZAKY OKTANIA ZUKRI – YOGYAKARTA -- 28:75

II. ADRIANUS AGUS WIDODO – BANTUL -- 29:22

III. SUGENG LASONO – BANTUL -- 29:50

IV. ANJAS RUSTAMAJI P. – YOGYAKARTA -- 31:85

V. RENKA SAPUTRA W. – GUNUNGKIDUL - - 36:16

SPRINT 300 M # PUTRI

I. ANINDYA WENING MELATI – YOGYAKARTA -- 31:47

II. WINDI BELA SISTI – BANTUL - 35:52

III. PREMASTIARA ARYANTI – BANTUL -- 35:92

IV. PRAMESWARI KIRANA RATRI – YOGYAKARTA -- 36:32

V. YURINDA PUSPANINGTYAS – SLEMAN -- 36:51

VI. DIYA KHAIRANA – SLEMAN -- 36:53

VII. GUSNIDA RAHMA ANNISA – GUNUNGKIDUL -- 61:28

VIII. LEGA HATI SEKAR PUTRI – GUNUNGKIDUL -- 2:30:97

SPRINT 1.000 M # PUTRA

I. YOHANES ARDHITO T.V. – YOGYAKARTA -- 1:44:50

II. SUGENG LASONO – BANTUL -- 1:47:98

III. MARCO MARTINES – BANTUL -- 1:48:19

IV. BAYU AJI SAPUTRA – YOGYAKARTA -- 1:55:06

V. RENKA SAPUTRA W. – GUNUNGKIDUL -- 2:09:74

SPRINT 1.000 M # PUTRI

I. ANDRY RAMDANIAH – SLEMAN -- 2:10:74

II. ASHAFAA RAZII RAMADHANI – BANTUL -- 2:11:62

III. NADIA ALAYDRUS – BANTUL -- 2:11:87

IV. PRAMESWARI KIRANA R. – YOGYAKARTA -- 2:12:09

V. HERLY NURI SASMITA W. – YOGYAKARTA -- 2:12:94

VI. CLARISSA SAGARMATHA – SLEMAN -- 2:19:62



RELLAY 10.000 M # PUTRA

I. YOGYAKARTA

YOHANES ARDHITO T.V.

ZAKY OKTANIA ZUKRI

ANJAS RUSTAMAJI PRATAMA

II. BANTUL

SUGENG LASONO

ADRIANUS AGUS WIDODO

MARCO MARTINES

III. -

RELLAY 10.000 M # PUTRI

I. YOGYAKARTA

ANINDYA WENING MELATI

AGENG CAHYA KURNIA PUTRI

HERLY NURI SASMITA W.

II. BANTUL

KUSUMA PRATIWI

NADIA ALAYDRUS

PREMASTIARA ARYANTI

III. SLEMAN

KUSUMA PRATIWI

NADIA ALAYDRUS

PREMASTIARA ARYANTI

SPRINT 500 M # PUTRA

I. YOHANES ARDHITO T.V. – YOGYAKARTA -- 47:98

II. ZAKY OKTANIA ZUKRI – YOGYAKARTA -- 48:20

III. ADRIANUS AGUS WIDODO – BANTUL -- 49:04

IV. RENKA SAPUTRA W. – GUNUNGKIDUL -- 51:15

V. MARCO MARTINES – BANTUL -- 60:32

SPRINT 500 M # PUTRI

I. AGENG CAHYA KURNIA P. – YOGYAKARTA -- 57:54

II. PREMASTIARA ARYANTI – BANTUL -- 57:77

III. YURINDA PUSPANINGTYAS – SLEMAN -- 58:98

IV. DIYA KHAIRANA – SLEMAN -- 59:16

V. RR. WIJAYANTI – YOGYAKARTA -- 63:61

VI. GUSNIDA RAHMA A. – GUNUNGKIDUL -- 99:60

TTT 10.000 M # PUTRA

I. YOGYAKARTA – 19:24:80

YOHANES ARDHITO T.V.

ZAKY OKTANIA ZUKRI

BAYU AJI SAPUTRA

II. BANTUL – 20:40:91

HAFIZH OKTANIA ZUKRI

SUGENG LASONO

ADRIANUS AGUS WIDODO

TTT 10.000 M # PUTRI

I. YOGYAKARTA -- 22:21:23

ANINDYA WENING MELATI

PRAMESWARI KIRANA RATRI

AGENG CAHYA KURNIA PUTRI

II. BANTUL -- 23:51:56

NADIA ALAYDRUS

PREMASTIARA ARYANTI

BETZY NELLA REDINOVIRIA

III. SLEMAN -- 24:28:14

ANDRY RAMDANIAH

LUCIA DIPA SARASWATI

YURINDA PUSPANINGTYAS

PTP 5.000 M # PUTRI

I. KUSUMA PRATIWI – BANTUL -- 13:18:64

II. ANDRY RAMDANIAH – SLEMAN -- 13:53:25

III. AGENG CAHYA KURNIA PUTRI – YOGYAKARTA -- 13:53:44

IV. ASHAFAA RAZII RAMADHANI – BANTUL -- 13:54:14

V. HERLY NURI SASMITA W. – YOGYAKARTA -- 14:06:07

VI. NATASYA OKTAVIANTI

Tidak Ada Lagi Sepatu Roda di PON 2012?

Sangat tragis jika KONI Pusat menyetujui gagasan penghapusan cabor Sepatu Roda pada PON XVIII - 2012 di Pekanbaru Riau. Berita ini semakin santer dan telah membuat lesu beberapa club sepatu roda. Untungnya masih banyak inline-skater yang bersemangat membahas wacana ini.

Awalnya Tabloid BOLA (14/11/2008) yang memberitakan rencana pengurangan beberapa cabor di PON 2012 Riau. KONI dan pemerintah Riau selaku tuan rumah PON XVIII sepakat untuk mengurangi 18 cabang olahraga dari 43 cabang yang dipertandingkan di PON XVII di Kaltim. Adapun 18 cabang yang tak diikutsertakan lagi adalah: aerosport, bermotor, biliar, boling,bridge, golf, karate, kempo, panjat tebing, pencak silat, selam, sepak takraw, sepaturoda, ski air, tarung derajat, wushu, drumband, dan dancesport.

Menurut Sascha, atlet sepaturoda Kaltim yang berdomisili di Yogyakarta, kabar tentang pencoretan sepaturoda sudah mulai terdengar waktu pelaksanaan PON XVII-2008 di Kaltim. Hal tsb mungkin dikarenakan jumlah peserta yang mengikuti cabor sepatu roda di PON Kaltim lebih sedikit dibandingkan pada PON sebelumnya di Palembang, ditambah lagi provinsi tuan rumah PON selanjutnya yaitu Riau, tidak mendapatkan medali satu pun pada PON di Kaltim.

Sebagai tuan rumah, Riau memang punya hak untuk usul pengurangan cabor yang dipertandingkan. Tetapi keputusan tentu pada KONI Pusat.

Lewat friendster Sascha dan kawan-kawan atlet sepetu roda terus mengajak diskusi bagaimana strategi "menyelamatkan" cabor sepatu roda agar tidak dicoret... Dia menulis, "berhubung PON di Riau masih lama bgt, jadi nggak menutup kemungkinan kalo cabor sepaturoda diikutsertakan lagi di PON, dengan catatan ada perjuangan dari orang2 sepaturoda… Hmm, mungkin kalo Indonesia (sebagai tuan rumah), masukin sepaturoda buat ditandingin di SEA GAMES 2011 bakal jadi suatu dorongan kuat supaya sepaturoda diikutsertakan lagi di PON kali y…"

Iya kale....

SIKAP PELATIH SEPATU RODA MENGHADAPI ATLET

TIPS PELATIH SEPATU RODA MENGHADAPI ATLET

Banyak kiat yang bisa dilakukan para pelatih sepatu roda untuk membuat atlet tetap bersemangat menjalani program latihan. Berikut ini adalah catatan Ronald, pelatih sepatu roda yang membawa sukses Tim Kaltim pada PON XVIII-2008 di Kaltim. Tentu saja setiap pelatih sudah punya cara tersendiri, namun catatan ini setidaknya bisa dijadikan referensi tambahan. Semoga bermanfaat bagi para pelatih sepatu roda di seluruh tanah air.

Sikap dan tindakan pelatih terhadap atlet yang dibina dibedakan atas 3 tindakan, yaitu :


1. “Overprotection” atau melindungi atlet secara berlebihan, yang berarti juga memanjakan atlet, ini dapat merugikan perkembangan atlet itu sendiri. Sikap ini akan mengakibatkan atlet tidak tahan menghadapi keadaan-keadaan yang menimbulkan gangguan-gangguan emosional, serta beban mental lainnya.
2. “Over-demanding”, yaitu menuntut atlet secara berlebihan artinya menuntut atlet untuk melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu diluar batas kemampuannya. Akibat overdemanding, misalnya : (1) menjadikan atlet berkhayal tentang prestasi yang tidak mungkin dicapai, sehingga akhirnya akn berakibat lebih lanjut mengalami frustasi, karena merasa gagal, atau (2) menimbulkan ketegangan yang berlebihan bagi atalet yang sudah mengenal kemampuan dirinya, sehingga sudah mengalami kegagalan sebelum bertanding.
3. “Acceptence” ; yaitu menerima keadaan atlet sesuai apa adanya yaitu keadaan atlet dengan segala kekurangan dan kelemahan-kelemahannya, disamping kemampuan, bakat, dan kelebihannya.


MOTIVASI DAN TEKNIK MOTIVASI

Motif adalah sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan “Motivasi” adalah proses akulturasi dari sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.


MOTIF DALAM OLAHRAGA

Dalam olahraga motif sangat penting khususnya motif berprestasi, karena tanpa memiliki motif berprestasi dan motif untuk menang, seseorang tidak akan bisa menjadi atlet yang berprestasi tinggi.
 Motivasi berolahraga bagi anak-anak, remaja, dan para orang tua yang tidak mempersiapkan diri untuk pertandingan antara lain :
1. Untuk dapat bersenang-senang dan mendapat kegembiraan.
2. Untuk melepaskan ketegangan psikis.
3. Untuk mendapatkan pengalaman aestetika.
4. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain.
5. Untuk memelihara kesehatan badan.
6. Untuk keperluan kebutuhan praktis sesuai pekerjaan.


Kategori utama motif-motif yang menumbuhkan minat anak-anak berpartisipasi dalam program-program olahraga, yaitu :
1. Untuk mengembangakan keterampilan dan kemampuan.
2. Untuk berhubungan dan mencari teman.
3. Untuk mecapai sukses dan mendapatkan pengakuan.
4. Untuk latihan dan menjadi sehat dan segar.
5. Untuk menyalurkan enersi.
6. Untuk mendapatkan pengalaman penuh tantangan dan yang menggembirakan.


TEKNIK MOTIVASI

Menurut F.L. Griffith (1964) Bebrapa metode menimbulkan reaksi kejiwaan yang berbeda-beda:
1. Metode Paksaan, yaitu metode yang memaksa atau malah mengancam atlit untuk melakukan yang diperintahkan pelatih.
2. Metode Persuasif, yaitu dengan cara membujuk atlit untuk melakukan apa yang diminta oleh pelatih, contoh : Memberikan cerita atau hadiah yang menarik.
3. Metode Stimulatif, yaitu dengan cara pelatih memberikan gambaran atau petunjuk sehingga merangsang atlit timbul inisiatif dari dalam diri sendiri.

Dari ketiga cara diatas cara yang paling bagus adalah metode stimulus karena dengan metode ini atlet akan berkembang kreatifitasnya. Sedangkan yang lain merupakan metode yang kurang dapat mendukung berkembangnya atlet.

Prosedur teknik motivasi :
1. Interaksi positif antara atlet dan pelatih.
2. Pelatih harus memahami minat kebutuhan dan kemampuan atlet.
3. Merencanakan program latihan dan intruksi yang sistemtis dan berkelanjutan.

Teknik motivasi dan efeknya :
1. Memberikan tantangan sehingga atlet terstimulasi untuk berlatih lebih keras.
2. Memberi hambatan sehingga atlet merasa tertantang untuk melewati hambatan.
3. Memberi hukuman sehingga atlet yang mendapat hukuman bisa belajar dari kesalahan.
4. Memberikan hadiah atau pujian sehingga motivasi atlet betambah.
5. Teknik persuasif untuk menimbulkan keinginan dari dalam diri atlet.
6. Paksaan sebetulnya tindakan ini dapat menurunkan harga diri atlet sehingga sedapat mungkin dihindarkan.


DISIPLIN ATLET

Disiplin seseorang terlihat dari kesediaan untuk mereaksi dan bertindak terhadap nilai-nilai yang berlaku. Atlet yang disiplin akan berusaha menjaga perilaku dimanapun dia berada, bahkan ketika di masyarakat, dan karena kebiasaan itu pula dia akan patuh kepada pelatih maupun aturan ketika latihan.
 Faktor – faktor yang mempengaruhi kedisiplinan salah satunya adalah dari linhkungan dan keluarga, namun bukan satu – satunya faktor. Melainkan bisa dibentuk dengan dasar kemauan dari atlet itu sendiri.


DISIPLIN SEMU DAN “SELF DISCIPLINE”

Disiplin yangdilakukan atlet dengan keadaan terpaksa atau takut dihukum akan menimbulkan keterpaksaan dan disiplin semu, yaitu displin yang harus diikuti degnan pengawasan da perintah pelatih. Kedisiplinan seperti ini tidak akan bertahan lama, karena tidak diikuti dengan motivasi dari dalam diri.
 Prinsip pengontrolan diri sangat penting untuk menjaga kedisiplinan dan prestasi seorang atlet. Slah satunya adalah untuk melakukan latihan dengan tepat waktu dan tetap melakukan latihan pada porsinya walaupun tidak ada pengawasan dari pelatih. Tanggung jawab adalah inti dari kedisiplinan, tanpa tanggung jwab mustahil disiplin akan terlaksana dengan sempurna.


MENANAMKAN DISIPLIN

Disiplin adalah faktor mutlak yang harus dipunyai atlet. Disiplin harus ditanamkan sejak dini. Penanaman disiplin harus dilakukan secara terus menerus dan kontinyu, sehingga pembentukan kepribadian menjadi pribadi yang disiplin menghasilkan hasil yang signifikan.
 Metode yang sering diberikan adalah reward and punishment yang tentunya disesuaikan dengan sifat – sifat subjek dan norma setempat. Dan ingat bahwa pada dasarnya ini hanya sarana untuk mencapai hasil dan prestasi yang lebih tinggi, bukan malah menurunkan motivasi.
Penanaman disiplin harus diawali dengan konsep yang jelas dari pelatih untuk menjadikan atlet lebih bertanggung jawab. Tidak harus dengan tindakan otoriter ataupun kekerasan, melainkan dengan cara-cara yang dapat memotivasi atlet menjadi lebih bertanggung jawab.

PERCAYA DIRI

Percaya diri adalah modal utama alet unutk mencapai prestasi yang maksimal dibidangnya, karena pencapaian prestasi yang tinggi itu harus dimulai dengan Kepercayaan pada diri sendiri yang tinggi sehingga menghasilkan motivasi dan prestasi yang maksimal.

Kamis, 25 Desember 2008

Club Sepatu Roda Mataram Inline Skate

Mataram In-line Skate Club (MIC) berdiri sejak 1978, sempat vakum selama 2 tahun dan kembali eksis pada 80an. Kini jumlah anggota sekitar 30 orang. Tempat latihan di Stadion Mandala Krida. Latihan dilakukan 3 kali seminggu, setiap Minggu pagi jam 08.00 - 10.00, Selasa dan Kamis sore jam 16.00 - 17.30.
Salah satu atlet andalannya, Anindya Wening Melati yang masih duduk di bangku kelas XI SMA mengaku sudah bergabung dalam tim ini sejak kelas 3 SD. Gadis yang biasa disapa Imel ini sudah lebih dari 10 kali menjuarai perlombaan sepatu roda baik tingkat lokal maupun nasional. Jadi tim ini memang sudah patut diacungi jempol.

Senin, 22 Desember 2008

Kejurnas Sepatu Roda antar Club Piala Bupati Sidoarjo 2009

Lomba Sepatu Roda antar Club digelar di Sidoarjo 24-25 Januari 2009.

Halo halo... para pesepatu roda / inline-skater di seluruh Indonesia....
Info menggembirakan, setelah satu tahun vakum sejak Kejurnas 2007 di Alun-alun Selatan Yogyakarta, kita bakal ketemuan lagi di Sidoarjo Jawa Timur.
Pengkab PORSEROSI Sidoarjo akan menggelar Kejuaraan Nasional Sepatu Roda antar Club Piala Bupati Sidoarjo yang ke-7, direncanakan tanggal 24-25 Januari 2009.

Mari kita berdoa bersama semoga panitia dapat bekerja dengan lancar, dan kondisi alam Sidoarjo semakin membaik, dan tak kalah pentingnya semoga Bapak Bupati Sidoarjo dikaruniai kesehatan dan kemakmuran. Amin...

Bagi club-club di seluruh tanah air, mari pertemuan ini kita jadikan ajang keakraban sesama skater. Kita harus bersatu dan berjuang bersama agar PON 2012 di Riau mendatang, cabang sepatu roda tetap diselenggarakan. Seperti yang kita baca dan dengar, bahwa cabang sepatu roda rencana akan ditiadakan pada PON 2012. Salam sepatu roda..