Minggu, 08 Agustus 2010

Atlet Sepatu Roda DIY Raih Perak di Kejurnas 2010

Atlet sepatu roda andalan DIY Kharisma Yudhistira (13) hanya mampu meraih medali perak dalam kejuaraan tingkat nasional (Kejurnas) Sepatu Roda 2010 di Stadion Jatidiri Semarang, 31 Juli hingga 1 Agustus 2010.
Turun pada jarak 10.000 meter kelompok D putra, Kharisma hanya kalah tipis dengan atlet tuan rumah yang lebih menguasai lapangan bentuk velodrom dengan panjang lintasan 200m.
“Ada perasaan takut kepleset karena saya tidak biasa main di trek beton,” kata Kharisma yang biasa main di lapangan aspal. Pada beberapa putaran awal atlet asal Sleman ini sempat memimpin di depan. Pada lap ke 16 dari 50 putaran, ia disusul atlet Jateng tepat di tikungan. Tiga lap menjelang finish, Kharisma sempat ditempel dua atlet Jawa Barat dan nyaris adu fisik di setiap tikungan.

Ketua Porserosi Pengprov DIY Jafar Alaydrus mengakui, Yogyakarta kalah dalam hal sarana prasarana. Porsi latihan yang hanya tiga kali dalam seminggu dirasa sangat kurang. Sebaik apapun atlet kalau tidak didukung sarana yang memadai akan tertinggal dengan daerah lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Jafar mencontohkan kota Semarang yang memiliki dua lapangan khusus sepatu roda, keduanya di stadion Jatidiri.
Lebih jauh Jafar mengungkapkan, tidak memadainya fasilitas ini pula yang membuat kejuaraan sepatu roda HB Cup dan PA Cup untuk sementara tidak dilagakan. “Kami tidak berani lagi menggelar HB Cup dan PA Cup karena sarana kurang memadai, sementara tuntutan atlet dari luar daerah semakin tinggi,” tandas Jafar.

Usahakan Gratis Pendidikan


Musprov IV PORSEROSI DIY
Usahakan Gratis Pendidikan
bagi Atlet Berprestasi

Pengurus cabor sepatu roda ke depan harus mampu mengupayakan gratis biaya pendidikan bagi atlet berprestasi. Demikian disampaikan Ketua Koni DIY GBPH Prabuningrat dalam Musyawarah Provinsi IV Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PORSEROSI) DIY tahun 2010 di Gedung KONI Provinsi DIY, 7 Agustus 2010.
Lebih lanjut dikatakan, pelatih sepatu roda harus selalu belajar dan mengikuti perkembangan, termasuk perkembangan alat dan teknik. “Pelatih olahraga seharusnya tidak sekadar melatih fisik, mental dan teknik, tetapi harus paham kekuatan atlet daerah lain.” tandas Prabuningrat. Pelatih sepatu roda juga harus punya catatan waktu semua atlet yang mejadi lawan dalam kejuaraan tingkat nasional.
Menurut Prabuningrat, pengurus PORSEROSI Pengprov DIY ke depan harus solid, kompak, bersungguh-sungguh, saling melengkapi, punya loyalitas dan dedikasi di bidang sepatu roda. Jika dalam PON 2008 DIY belum menunjukkan pretasi, diharapkan pada PON 2012 di Riau cabor sepatu roda dapat meningkatkan prestasi lebih baik. Dan jika pada Kejurnas 2010 cabor sepatu roda hanya mampu meraih perak, maka pada Kejurnas 2011 diupayakan dapat meraih emas. “KONI akan berusaha membelikan alat yang tercanggih, tapi tunjukkan prestasi,” tandas Prabuningrat.
Selain Ketua KONI, Musprov IV ini dihadiri Ketua Pengurus Besar (PB) PORSEROSI Wimbo Hardjito, Ketua Pengprov DIY Jafar Alaydrus, pengurus Pengkot Yogyakarta, Pengkab Sleman, Pengkab Bantul, dan Pengkab Gunungkidul.

Punya trek standar
Dalam sambutannya Wimbo berharap, Jogja seharusnya bisa bikin trek sepatu roda yang standar seperti di Semarang. Dikatakan, cabor sepatu roda sudah mulai dipertandingkan pada SEA Games 2011 di Indonesia dan juga di Asean Games 2012 di China. Daerah harus memikirkan pembinaan cabor sepatu roda.
Senada dengan Wimbo, Ketua Pengprov DIY Jafar Alaydrus mengingatkan, pengurus periode mendatang harus dapat mengupayakan lapangan sepatu roda di DIY, jika tidak akan tertinggal oleh daerah lain. Jafar juga berharap, pertandingan sepatu roda tingkat nasional dengan label HB Cup dan PA Cup dapat kembali digelar di Yogyakarta. Menurutnya, Pengprov tidak berani menggelar HB Cup dan PA Cup karena DIY tidak memiliki sarana yang memadai. Selama ini klub sepatu roda hanya berlatih di lapangan parkir Mandalakrida dan di stadion Maguwoharjo dengan jadwal terbatas hanya tiga kali seminggu. “Porsi latihan seharusnya lebih banyak lagi, namun karena keterbatasan tempat maka Porprov tidak bisa berbuat banyak,” tandas Jafar.

Pengurus baru
Musprov yang berlangsung jam 09.00 hingga 15.30 ini berhasil membentuk tim formatur yang terdiri dari Jafar Alaydrus (ketua merangkap anggota), Hasto Bronto (anggota) dan Masda Siwi (anggota). Dalam waktu kurang dari satu bulan, tiga orang ini akan menyusun pengurus PORSEROSI provinsi DIY periode 2010 – 2014 sesuai AD/ART.
Menurut Jafar, ada dua “pekerjaaan rumah” untuk pengurus mendatang, yaitu meraih prestasi di PON 2012 dan menggelar kembali laga HB Cup dan PA Cup yang selama ini mati suri.