Jumat, 28 September 2012

Kharisma Batal Ikut PON Hanya Karena Absesi




          Atlet Sepatu Roda tercepat DIY Kharisma Yudhistira (15) batal diberangkatkan ke Riau untuk mengikuti laga PON XVIII - 2012. Atlet asal Sleman ini dicoret oleh pelatih Rudy Priambodo dan Binpres Fauzi karena dinilai tidak disiplin mengikuti program pelatih.
          Fauzi , Binpres KONI DIY untuk cabor Sepatu Roda yang juga dosen FIK UNY mengatakan,  Kharisma kurang disiplin berlatih, kehadirannya tidak mencapai 90%. ”Kedisiplinan sangat penting untuk meraih prestasi,” kata Fauzi. Ditemui di rumahnya, Kharisma mengaku enggan mengikuti program angkat beban (weight training) karena takut pertumbuhan badannya terhambat mengingat usianya masih 15 tahun. Menurut siswa kelas 3 SMP ini, latihan fisik dengan bersepeda telah terbukti lebih efektif dibanding angkat beban.
          Dengan dicoretnya Kharisma maka DIY akan kehilangan peluang meraih medali di nomor Sprint 1.500m dan PTP/Eliminasi 10.000m, dua mata lomba yang sebelumnya dipercayakan pada Kharisma. Kontingen DIY juga tidak bisa mengikuti nomor beregu Relay 5.000m karena hanya mengirimkan dua atlet putra, sedangkan nomor Relay harus diikuti tiga atlet.
          Ketua Pengkab Porserosi Sleman Asep Komarullah menyesalkan tindakan pencoretan atlet andalan Sleman ini. “Di PON yang diukur bukan absen, tapi kecepatan,” ujar Asep. Menurut Asep, ini kali kedua atlet Sleman didegradasi tanpa alasan yang kuat.

Tercepat
Atlet asal klub EMIC ini tidak mengira kalau prestasinya tidak diperhitungkan sama sekali. Dari tiga atlet putra yang ikut Pelatda PON, Kharisma merupakan atlet tercepat dan paling banyak mengantongi medali dari event-event penting.
Pada laga PraPON di Bandung (9-11 Desember 2011), Kharisma berhasil merebut medali perunggu di nomor 10.000m, menjadi satu-satunya atlet putra DIY yang membawa pulang medali. Disusul Kejuaraan Sepatu Roda HB Cup III di Yogyakarta (26-27 Mei 2012), Kharisma berhasil meraih medali emas di nomor 1.500m, satu-satunya atlet putra DIY yang merasakan berdiri di atas panggung juara.
Prestasi terakhir ditunjukkan Kharisma pada kejuaraan Test Event di Riau, 14-15 Juli lalu, atlet bertinggi badan 168 ini kembali membawa pulang medali dari nomor 1.500m, meski hanya perunggu. Di final ia beradu cepat dengan atlet-atlet senior peraih medali emas Sea Games, seperti Alan Chandra, Erlangga Ardiansyah, dan pelatih Pelatnas Bayu Bimantara.
Dengan tertutupnya peluang membela kontingen DIY, Kharisma mulai berfikir kembali atas tawaran pindah ke daerah lain yang sebelumnya ia tolak. “Apa boleh buat, saya sudah tidak dipakai di sini,” kata Kharisma.