Jumat, 17 Juli 2009

ILSC Seri Dua di Monas DKI

Kejuaraan Sepatu Roda ILSC putaran ke dua akan digelar di sirkuit sepatu roda Silang Monas Jakarta (sebelah stasiun Gambir), 8 - 9 Agustus 2009. Seri pertama diselenggarakan di Sirkuit Kota Bekasi Mei lalu.

Semoga penyelenggaraan ILSC seri dua ini lebih memadai dan ada perbaikan. Panitia hendaknya mau belajar dari kekurangan-kekurangan di Bekasi.

Kesalahan cukup fatal adalah penulisan nama pada Piagam. Nama seharusnya ditulis secara lengkap dan benar. Atlet kelompok umur A, B, C, masih menganggap penting adanya Piagam Kejuaraan karena dapat menambah nilai NEM untuk masuk ke sekolah (SD, SMP). Kualitas Piagam di Bekasi sangat tidak memadai, dari segi kualitas desain maupun jenis kertas.

Kamis, 18 Juni 2009

Jambi Tak Boleh Ikut Kejurnas 2009 di Surabaya

Kejurnas 2007 di Yogyakarta jauh lebih sukses
Kejurnas Sepatu Roda 2009 yang baru berlangsung di Surabaya, 13 - 14 Juni 2009, perlu dievaluasi. Event bergengsi yang diselenggarakan tiap 2 tahun ini semestinya dapat dijadikan barometer kekuatan PORSEROSI tiap pengda di seluruh Indonesia.
Dari segi jumlah peserta dan kesiapan Panitia, Kejurnas 2007 di Yogyakarta jauh lebih baik dibandingkan tahun ini.

Pertama perlu dievaluasi, kenapa Kejurnas 2009 di Jawa Timur hanya diikuti 9 Pengda.
Kedua, tidakdibolehkannya kontingen Jambi mengikuti ajang kejuaraan ini, apapun alasannya, perlu dipertimbangkan lagi. Untuk perkembangan sepatu roda di Tanah Air, tindakan panitia yang arogan ini jelas kurang sehat.
(bersambung...)

Minggu, 07 Juni 2009

ATLET SEPATU RODA SLEMAN CEDERA

Jelang Kejurnas 2009
Atlet Sepatu Roda Sleman Cedera Kaki

Atlet sepatu roda Kharisma Yudhistira (12) mengalami cedera patah kaki setelah kejadian tabrakan beruntun, Rabu petang (3/6). Atlet berbakat unggulan Pengkab Sleman ini dipastikan tidak dapat mengikuti Kejurnas Sepatu Roda di Surabaya, 13 - 14 Juni 2009.

Kejadian ini sangat disayangkan oleh semua pengurus PORSEROSI, khususnya Pengkab Sleman dan Pengprov DIY. Peraih emas pada Kejurnas 2007 ini ditargetkan mampu meraih dua emas pada Kejurnas di Surabaya yang tinggal beberapa hari lagi. Kharisma sudah didaftarkan mewakili Pengkab DIY untuk kelompok umur C/putra pada mata lomba jarak menengah 3.000m dan 5.000 m. Pada Kejurprov DIY di Mandala Krida, 31 Mei 2009, Kharisma dapat dengan mudah menggondol emas di Kelompok Umur C/putra. Ia mengungguli jauh di depan lawan-lawannya.Kecelakaan terjadi saat Kharisma pulang dari latihan di JEC bersama ayah-ibunya mengendarai sepeda motor. Seperti biasa, Kharisma duduk di depan. Saat melintas di jl Sudirman (depan hotel Shantika) mendadak pengendara motor di depannya menabrak penyeberang jalan. Dalam upaya menghindar, motor Kharisma menabrak mobil yang sedang parkir. Kharisma langsung dilarikan ke rumah sakit Panti Rapih oleh ayahnya yang hanya mengalami cedera ringan. Setelah difoto rontgen, tulang kaki andalan Kharisma mengalami patah di bagian bawah lutut dan di atas pergelangan kaki. Atas saran pengurus Pengkab Sleman, Kharisma akhirnya dibawa ke rumah sakit khusus bedah di Surakarta. Kamis (4/6) Kharisma langsung ditangani dr. Tunjung di Rumah Sakit Khusus Bedah "Karima Utama".

Kharisma sedang menjalani latihan sepatu roda program intensif setiap sore di bawah pelatih Ronald. Menurut Ronald, cedera kaki Kharisma diperkirakan sudah pulih dan mampu bertanding pada Porprov 2009 di Mandala Krida, Oktober mendatang. Ronald menyayangkan, karena Kharisma sedang dalam kondisi puncak dan sangat siap bertanding.

Senin, 01 Juni 2009

KEJURPROV SEPATU RODA DIY 2009, SLEMAN JUARA UMUM

KEJURPROV yang dinanti-nanti oleh para atlet pemula akhirnya sukses digelar di Sirkuit Stadion Mandala Krida, 31 Mei 2009. Tim Sleman yang mengirimkan 21 atlet tampil sebagai juara umum setelah meraih 15 emas, 11 perak dan 6 perunggu.

Posisi II diduduki Kota Yogyakarta dengan meraih 11 emas, 8 perak, dan 3 perunggu. Tim Bantul yang hanya mengirimkan 11 atlet harus puas di urutan ke 3, dengan perolehan 2 medali emas, 9 perak dan 19 perunggu. Kejurprov ini diikuti oleh 52 atlet, masing-masing dari Sleman 21 atlet, Kota Yogya 18 atlet, Bantul 12 atlet dan Gunungkidul 1 atlet.

Menurut Ketua Panitia, Himawan Rahardjo, juara 1 dan 2 akan mewakili DIY berlaga di Kejurnas sepatu roda 2009 di Surabaya, 13 - 14 Juni 2009. Beberapa atlet yang berpeluang mendulang emas di Surabaya antara lain Hilmanafika (A/putra), Kharisma Yudhistira (C/putra), dan Clarissa Sagarmatha (C/putri). Ketiganya adalah atlet dari Porserosi Sleman.

Minggu, 10 Mei 2009

Kejurnas Sepatu Roda 2009

Kejurnas Sepatu Roda antar Pengprov tahun 2009 akan digelar di Surabaya, 13-14 Juni 2009. Jadwal tersebut masiah menjadi ganjalan bagi tim Jateng dan DIY. Pasalnya, atlet yang masih duduk di bangku SD dan SMP masih menjalani Ulangan Umum Bersama (UUB) dan ulangan kenaikan kelas yang dijadwalkan 8 - 13 Juni 2009. Mereka lebih mengutamakan sekolah (nilai UUB) daripada prestasi sepatu roda.

Minggu, 12 April 2009

KEJURNAS SEPATU RODA 2009

Kejuaraan Nasional Sepatu Roda antar Provinsi bakal digelar di Sirkuit Sepatu Roda Makodam V Brawijaya Surabaya, 13-14 Juni 2009.
Jadwal sementara sedang disusun panitia. Mata lomba yang dilagakan mengacu pada PON.

Ajang laga sepatu roda tahun 2009 bakal ramai. Setalah Kejurnas, ada rencana lomba antar klub di Jakarta, 27-28 Juni 2009, merupakan lanjutan dari lomba serupa di Bekasi. Dilanjutkan seri berikutnya di Karawang pada bulan Oktober, dan sebagai acara puncak seri lomba sepatu roda 2009 akan digelar di Bandung akhir 2009.

Kamis, 12 Maret 2009

Di balik sukses Kejuaraan Sepatu Roda Walikota Bekasi

Laga Sepatu Roda antar klub seluruh Indonesia yang digelar di GOR Bekasi, 7-8 Maret 2009 relatif lancar dan dapat dibilang sukses. Kendati demikian, kesuksesan tersebut masih diwarnai kekurangan-kekurangan yang seharusnya bisa diantisipasi panitia. (We all know, nobody is perfect....).

Tulisan ini diturunkan bukan untuk memojokkan panitia Bekasi, namun semata-mata sebagai masukan bagi para penyelenggara yang hendak menggelar kejuaraan tingkat nasional. (We all know, it's not easy...). Konon, setelah Bekasi akan digelar kejuaraan yang sama di Jakarta (27-28 Juni 2009), Karawang (Oktober 2009), dan Bandung (Desember 2009).

Beberapa pengalaman Bekasi yang diharapkan tidak akan terjadi di lomba-lomba mendatang di antaranya:
1. Jadwal lomba secara lengkap (Race dan peserta lomba) baru diterima peserta pada hari ke dua. Bagi klub yang menurunkan atlet-atlet kecil cukup repot mengaturnya.

2. Tidak disediakannya konsumsi untuk atlet benar-benar membuat panik para atlet dan pengantar yang belum mengenal kota Bekasi. Jam 12.00 baru diketahui bahwa atlet tidak mendapatkan makan siang.

3. MC/pembawa acara kurang informatif dan tidak bisa membangkitkan semangat. Diperburuk oleh kualitas sound system dan tidak adanya iringan musik yang menghentak. Akan lebih informatif jika MC membacakan nomor2 punggung beserta nama atlet yang sedang lari, ditambahkan nama daerah asal atlet. Informasi ini sangat ditunggu-tunggu penonton.

4. Peserta luar kota/luar daerah sangat membutuhkan informasi penginapan yang dekat dengan tempat lomba (syukur murah dan cukup nyaman). Panitia perlu bekerjasama dengan hotel dan menyiapkan informasi (nomor telpon dan tarif) hotel.

5. PIAGAM dan hasil lomba seharusnya bisa langsung dibagikan. Pengolah data tampaknya belum berpengalaman menghandel event seperti ini.

6. Kondisi aspal (sirkuit) belum memadai. Lingkungan di sekitar sirkuit yang becek, berpasir, sering mengenai aspal sehingga kotor dan membahayakan atlet. Perlu ada personel yang bertugas cek lintasan.

Oke... hidup Bekasi.... semoga ke depan lebih baik.