Rabu, 07 Oktober 2009

Kontroversi Roda 100mm bagi anak-anak

Saya pernah nulis di FSnya Rodra mengenai kontroversi pemakaian roda 100mm bagi anak-anak (KU: B-C), dan mendapat beberapoa tanggapan cukup menarik. Saya turunkan di sini agar dapat dibaca lebih luas. Waktu itu saya menulis begini:

Diameter roda paling ngetrend belakangan adalah 100mm, meski ada yg sdh pakai 110mm. Ukuran roda yang lazim dipakai atlet dewasa ini ternyata diikuti atlet anak-anak kelompok umur C dan D (10 - 14 tahun), bahkan ada yang masih di kelompok B sudah memakai roda 100mm. Bagaimana pendapat Anda?

Komentar pertama dari Fino:

Salam kenal Pak Rahmat... Agak sedikit melenceng, tapi mungkin pertanyaan saya ini masih relevan. Dari pengalaman Pak Rahmat (& rekan2 yg lain) mengamati olah raga sepatu roda, apakah dengan memakai roda 100mm, anak-anak jadi berlari lebih cepat dibanding dengan memakai roda misalnya 80, 84 atau 90mm?

Jawab saya:

anak usia 8 - 12 th menurutku sih kurang proporsional pake roda 100mm, terutama utk anak Indonesia yg fisiknya kecil. Bisa jadi, "the bigger the faster", tp kalo yg pake anak-anak ya... makin besar makin berat dan terlalu membebani otot kaki... BTW, I'm not a skater.

Rodra menulis begini:

Setau saya selaen masalah kecepatan adalah masalah kestabilan...Semakin besar roda memang lebih cepat tapi segi kestabilan jauh lebih berkurang...Dan memang semua itu balik lagi juga masalah kebiasaan...Sebenernya belom ada efek negatif yang jelas selain itu...Kalo saran saya pertama kali memang roda kecil jauh lebih efektif untuk penyesuaian sepaturoda...Keep rollin'!!Rodra.

Zacky dari klub Mataram Yogyakarta menulis:

kl menurut q seh emang sepertinya berat kl pake 100mm tapi kl dari anak2x udah merasa mampu dan udah terbiasa...kayanya gak masalah juga..tapi ini kayanya perlu latihan khusus...

Saya menanggapi:

The fact is...Di Sidoarjo 2009 banyak kelompok B pakai roda 4 x 100mm, bahkan beberapa anak kelompok A pakai roda 3 x 100mm. Jagat sdh berubah...

Komentar Ronal, pelatih yang tengah naik daun:

halo semua...sebelumnya maaf bgt di sdoarjo gak bisa dateng krena ada interview. untuk masalah banyak 4x100 yg dipake di kel.umur b sebenernya menurut saya sudah salah kaprah, aku kasih pengalaman ku aja ya, dulu waktu pelatda dki thn 2003 kebetulan sedang masa peralihan dari 5x80mm ke 5x84mm. Saat itu di tim DKI masih menggunakan 5x80mm semua, kemudian Jonathan(Skater dari AS) setelah dia melalang buana ke New Zealand, dll menyarankan beberapa atlet untuk beralih ke 5x84mm namun beliau sangat selektif sekali, permasalah tinggi badan lah, berat badan lah, dan umur. Dulu saya juga belum menyadari pentingnya itu semua, namun ketika saya menjadi pelatih dan mempelajari ilmu olahraga ternyata semua itu benar. simplenya gini; atlet usia 12- sekitar 18(tgt masing2)sel pertumbuhanya masih bekerja sangat baik. Bayangkan bila si anak diberi beban yang luar biasa(tanpa perhitungan dan ilmu yang benar) apakah anak tersebut akan tumbuh secara maksimal? kenyataannya tidak, karena ketika latihan sel2 otot kita di rusak dan pada atlet usia dini yang lebih dominan dirusak adalah sel pertumbuhan. Jadi dampak yang paling keliatan adalah tinggi badan anak tidak maksimal dan untuk jangka panjangnya komponen power si atlet tentu tidak maksimal. Ironisnya di sepatu roda indonesia para pelatih dan orangtua terkadang tidak memahami ilmu olahraga tersebut, padahal ilmu olahraga dalam dunia kepelatihan sangatlah berperan penting. contohnya latihan yang baik adalah latihan yang efisien dan terprogram dengan baik bukanya latihan yang exra berat saja. perlu kita ketahui menurut suatu sumber (sorry lupa ;p) usia maksimal atlet sepatu roda adalah di atas 21 thn...kalau dikaji lebih dalam; komponen power dalam sepatu roda cepat sangatlah dibutuhkan dan perkembangan komponen power maksimal didapat setelah masa pertumbuhan anak/atlet itu sudah habis (sudah tidak tumbuh lagi. nah dalam keadaan tsb baru komponen power bisa bekerja dengan baik. Di dunia research ttg dunia olah raga sangat baik dan cepat, jadi tidak monothon, kesimpulanya efektivitas pembinaan mereka sangat jauh dibanding kita, makanya atlet kita sulit bersaing di dunia hehehhe...;p Oh iya 1 lagi kalau masalah kebiasaan itu pasti bisa aja, misalkan anak usia 8 thn di kasih 4x100mm pasti lama2 akan bisa jalan, tapi apakah itu efisien? kestabilan juga sangat penting, diameter roda yang lebih besar tingkat kesatabilanya lebih jelek. dampaknya selain tidak maksimal, teknik anak tersebut juga tidak maksimal. maka itu perlu tahapan2. so saran saya jangan terpancing ngikutin yang ada sekarang, target seorang atlet adalah di usia prestasinya( mis. kel.umur F), jadi percuma menang sekarang tapi di kel.bebas tidak bisa bersaing. Aku ada contoh kasus tapi aku cari bukunya dulu ya....sekian n semoga bermanfaat. any comment?

Yukeko bilang begini:

Allo..Dlm hal ini aku setuju dngn ronald (bule)..Sebaikna anak2 usia dini diberi pengarahan untuk tdk cpt2 beralih k roda besar. Sbg cth : ketika roda 100mm sedang booming d dunia, bahkan Chad Hedrick msh ingin merasakan 5x90mm dl untk bbrp saat sblm beralih k 4x100mm. Dan pengalaman saya mendampingi atlet2 DKI, Regi Yumasuti & Mirko Andrasi d 2006 krawang, jg msh memakai 5x84mm sbg masa transisina, pdhl lawan2na (dimas, rodra, alan, dll) sdh 4x100mm. Saya tanyakan kpd pelatih DKI, trnyata hal tsb dkarenakan fase fisik dan otot dia br sampai batas tertentu, apabila dipaksakan akan membuat program yg dibuat menjadi tidak sesuai.Hal ini ditujukan agar masa ototna tdk terhambat dan mencapai puncakna pada 2008.

Jd sebaikna prlatn yg d gunakan jg disesuaikan dngn program yg dibuat untuk atlet trsbt.

Oke, semoga bermanfaat bagi orang tua atlet...



Kejuaraan Sepatu Roda ILSC 2009 seri ke 3

Kejuaraan ILSC seri 3 (tiga) akan digelar di OCEAN PARK, Jl. Pahlawan Seribu, BSD, Tangerang Banten, 7-8 Nopember 2009 (Sabtu – Minggu). Panitia dan Pengkab PORSEROSI Tangerang mengundang atlit dari seluruh komunitas inline skate maupun hockey sebagai peserta kejuaraan ILSC 2009 seri 3 (tiga) di Banten.

Mata lomba meliputi:
1. INLINE STANDART (PRA JUNIOR)
o SPRINT 300 m (MASSTART)
o SPRINT 500 m (MASSTART)

2. INLINE SPEED (JUNIOR dan SENIOR)
o SPRINT 500 m (QUALIFICATION)
o ELIM 3 km K.U A – B / Pa – Pi
o ELIM PTP 5 km K.U C – D / Pa – Pi
o ELIM PTP 10 km Pa – Pi
o RELAY 10 km Pa – Pi

3. FUNSKATE (PEMULA)

4. HOCKEY

5. X’HIBITION

Uang pendaftaran
INLINE SKATE Rp 50.000,- / ATLIT
FUNSKATE Rp 50.000,- / ATLIT
HOCKEY Rp 500.000,- / TEAM

Informasi lomba :
- INLINE SKATE ERIK 0816.1890127 / SHINTA 0815.9287931
- FUNSKATE DETJE 022. . 60976979
- HOCKEY SETA 0818.822448


PETUNJUK ATURAN LOMBA
1. Kejuaraan ini memperebutkan:
- Piala KOMITE OLAH RAGA KABUPATEN TANGERANG
- Kategori sepatu roda SPEED (JUNIOR dan SENIOR)
- Perhitungan juara umum berdasarkan: MEDALI (Emas, perak dan perunggu)
2. Tanggal pelaksanaan : 24 - 25 OKTOBER 2009
3. Tempat : OCEAN PARK, BSD, TANGERANG, BANTEN
4. Mata lomba:
- PRAJUNIOR (standar)
SPRINT 300 M (MASSTART) K.U A – D / Pa – Pi
SPRINT 500 M (MASSTART) K.U A – D / Pa – Pi
- JUNIOR (speed)
SPRINT 500 M (QUALIFIKASI) K.U A – D / Pa – Pi
ELIMINASI 3 KM K.U A – B / Pa – Pi
ELIM PTP 5 KM K.U C – D / Pa – Pi

5. Hadiah Lomba :
- Piala (Prajunior/Standar)
- Medali (junior/Speed) dan (senior/Speed)

6. Persyaratan lomba :
- Setiap atlit dapat mengikuti semua nomor lomba sesuai dengan jenis sepatu roda dan kelompok umurnya.
- Pendaftaran harus disertai dengan fotokopi N.I.A (bagi yang sudah memilikinya) / fotokopi akte kelahiran dan surat keterangan dari sekolah (bagi yang belum memiliki N.I.A)

7. Peraturan dan Tata tertib lomba:
Pada dasarnya peraturan dan tata tertib lomba mengacu pada peraturan yang telah berlaku secara umum di lingkungan PORSEROSI dengan beberapa tambahan peraturan sebagai berikut:
- Batas usia MAKSIMUM untuk setiap kelompok umur adalah dihitung sampai dengan saat TANGGAL ULANG TAHUNNYA.
- Apabila dalam lomba nanti hanya terdapat 2 (dua) atlit dalam satu mata lomba maka nomor lomba tersebut tetap dipertandingkan namun, tidak akan di hitung medalinya.
- Setiap peserta dapat mengikuti lomba satu tingkat diatas kelompok umurnya dengan catatan apabila sudah berada di kelompok umur tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti lomba di kelompok umur sebenarnya.
- Pemanggilan peserta lomba dilakukan sebanyak 2 (dua) kali. Pertama 5 (lima) menit sebelum perlombaan berlangsung dengan menyebutkan nama dan nomor dada peserta, kedua 1 (satu) menit sebelum perlombaan untuk pengecekan. Apabila dalam 2 (dua) kali pemanggilan atlit tidak hadir maka panitya berhak mencoret atlit tersebut.

8. Sistem lomba :
a). SPRINT 300 M:
- Prajunior (standar):
Start dilakukan secara massal (masstart), penentuan pemenang adalah atlit terdepan yang menginjak/melewati garis finish.
Pada saat lomba dilaksanakan peserta lebih dari 10 (sepuluh) atlit maka akan dibagi menjadi 2 (dua) seri.
Final akan diambil 6 (enam) waktu terbaik dari seluruh serinya.
Penempatan atlit di setiap serinya akan ditentukan oleh panitya.
b). SPRINT 500 M:
- Prajunior (standar):
Start dilakukan secara massal (masstart), apabila hanya 1 (satu) seri, maka penentuan pemenang adalah atlit terdepan yang menginjak/melewati garis finish.
Pada saat lomba dilaksanakan apabila peserta lebih dari 10 (sepuluh) atlit maka akan dibagi menjadi 2 (dua) seri.
Final akan diambil 6 (enam) waktu terbaik dari seluruh serinya.
Penempatan atlit di setiap serinya akan ditentukan oleh panitya.
- Junior (speed):
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 2 X.
Sprint 500 m akan dilaksanakan dengan 2 (dua) babak, yaitu babak penyisihan dan final, tergantung dari jumlah atlit yang mengikuti lomba.
Setiap seri dalam babak penyisihan akan diikuti oleh 6 (enam) sampai 8 (delapan) atlit.
Final akan diambil 6 (enam) atlit dengan catatan waktu tercepat dari seluruh seri. Hal ini sangat tergantung dengan jumlah atlit peserta lomba.
Sistim start yaitu dengan posisi atlit berdiri statis (diam) di dalam kotak start yang tersedia dan atlit akan bergerak pada saat aba – aba start (YA) telah terdengar.
Pencurian start hanya akan ditolerir sampai 2 (dua) kali, maka apabila terjadi pencurian start ke tiga, maka atlit yang melakukannya akan langsung didiskualifikasi walaupun mungkin atlit tersebut tidak melakukan pencurian start sebelumnya, demikian pula dengan pencurian start keempat dst dalam seri yang bersangkutan akan langsung didiskualifikasi untuk atlit yang melakukan.
Penempatan atlit di setiap serinya akan ditentukan oleh panitya.
c). ELIMINASI
- Eliminasi 3 km (junior/speed) K.U A – B / Pa – Pi
Lomba ini dilaksanakan dengan sistim langsung final dan start secara massal (masstart). Diskualifikasi berlaku bagi atlit yang melakukan pencurian start ketiga, keempat dst.
Posisi atlit untuk start akan ditentukan oleh panitya.
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 10 X.
Eliminasi akan dimulai pada saat papan petunjuk putaran menunjukkan angka 7, untuk itu akan dibunyikan tanda bel dan eliminasi akan berlangsung terus.
Bel tanda eliminasi akan berbunyi pada saat papan menunjukkan angka: 7 dan 4
Pada saat bel tanda berlangsung eliminasi maka 1 (satu) atlit yang terakhir dalam urutan lomba di putaran tersebut akan dikeluarkan pada putaran berikutnya, artinya apabila di putaran bel berbunyi, maka 1 (satu) atlit terakhir yang melalui garis start/finish akan langsung dikeluarkan dari arena lomba.
Overlap berlaku pada sistim lomba eliminasi ini.
d). ELIM POINT TO POINT
- Elim point to point 5 km (junior/speed) K.U C – D / Pa – Pi
Mata lomba ini akan dilaksanakan dengan sistim langsung final dan start massal (masstart). Diskualifikasi berlaku bagi atlit yang melakukan pencurian start ketiga, keempat dst.
Posisi atlit untuk start akan ditentukan oleh panitya.
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 17x.
Point 2 (dua) akan diberikan pada atlit PERTAMA dan point 1 (satu) akan diberikan pada atlit KEDUA yang menginjak/melewati garis finish saat putaran tertentu yang telah ditetapkan.
Point 3 (tiga) akan diberikan untuk atlit pertama yang memasuki finish, point 2 (dua) untuk atlit kedua dan point 1 (satu) untuk atlit ketiga.
Point 2 (dua) dan 1 (satu) akan diberikan pada dua atlit yang menginjak/melewati garis finish pada saat papan putaran menunjukkan angka – angka sbb: 12, 8 dan 4
Pemenangnya adalah atlit dengan point terbanyak dan menyelesaikan lomba sampai memasuki garis finish pada putaran terakhir, walaupun atlit tersebut tidak di urutan 1, 2 atau 3.
Atlit dengan point terbanyak akan tetapi tidak menyelesaikan lombanya sampai putaran terakhir, maka atlit tersebut dianggap mengundurkan diri sehingga poin yang didapat dianggap hangus.
Apabila terdapat jumlah poin yang sama, maka sebagai penentu pemenang adalah atlit yang menempuh waktu tercepat dari kedua atlit yang mempunyai poin yang sama tersebut.
Dalam mata lomba ini sistim overlap berlaku sejak awal start.

9. Ketentuan dan sangsi :
a). Ketentuan yang berlaku:
- Setiap atlit wajib mematuhi tata tertib, sopan santun dan peraturan lomba.
- Para atlit yang sedang mencoba arena tanding, sedang berlomba atau selama berlangsungnya penyelenggaraan kejuaraan tidak diperbolehkan untuk:
1. Menghalang – halangi atlit lain.
2. Mendorong dan menyikut atlit lain.
3. Berbuat hal – hal yang merugikan atlit lain
4. Berbuat hal yang merugikan panitya lomba dan pihak lain.
5. Memukul dan berkelahi dengan atlit lain dan pihak panitya.
b). Sangsi apabila atlit melanggar hal – hal dalam point 1 s/d 6:
- Hasil prestasi lombanya dibatalkan atau dicabut.
- Pengurangan nilai untuk penentuan juara umum.
- Perbuatan yang melanggar hukum akan diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk dipidanakan.

10. Protes
Protes dapat dilakukan dan disampaikan kepada chief referee secara tertulis dengan membayar uang protes sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dan diajukan dalam jangka 15 (lima belas) menit setelah diumumkannya urutan pemenang dari mata lomba yang bersangkutan.
Keputusan panitya pelaksana beserta juri tidak dapat diganggu gugat dan uang protes tidak bisa dikembalikan.

11. Pendaftaran Peserta
a). Waktu pendaftaran:
Ditutup pada tanggal 18 October ’09.
b). Cara pendaftaran:
- Fax : (021) 56953714
- SMS : 0815 9287931(inline speed)
c). Informasi lomba:
- Inline speed : Erik 0816 1890127 / Shinta 0815 9287931
- Funskate : detje 022. 60976979
- Inline Hockey : Seta 0818 822448
d). Biaya pendaftaran:
- Inline speed Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) / Atlit
- Funskate Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) / Atlit
- Inline Hockey Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) / Team

Rabu, 30 September 2009

KEJURPROV DIY 2009. Sepatu Roda Digelar di Mandala Krida

Kejurprov X-2009 untuk cabang sepatu roda digelar di sirkuit sepatu roda stadion Mandala Krida Yogyakarta, 3-4 Oktober 2009. Giliran tuan rumah tahun ini adalah kota Yogyakarta. Tahun ini hanya diikuti 3 kabupaten/kota, yaitu Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Prediksi sementara, perolehan medali tahun ini akan dikuasai Kota Yogyakarta. Hal ini dimungkinkan karena Kota didukung atlet-atlet senior putra seperti Ardi, Oki, dan atlet muda yang tengah naik daun Bayu. Di kelas Putri, Kota mengandalkan Melati, Cahya, Mitha, Dinda, Songga, dan Memes. Tahun 2009, Kota memiliki atlet paling berlimpah, baik putri maupun putra.

Urutan kedua kemungkinan akan diduduki Sleman. Menurut perhitungan di atas kertas, Sleman dapat mengantongi emas dari nomor-nomor beregu putri, Relay dan TTT (Team Time Trial). Di nomor individu, Sleman boleh berharap emas dari Andri dan Rinda. Sementara atlet putra Sleman belum dapat diharapkan menggondol emas. Bahkan untuk merebut perak saja cukup berat. Prediksi ini cukup beralasan, karena Sleman sangat minim atlet putra. Tiga atlet putra yang memperkuat Sleman tahun ini merupakan atlet-atlet muda, antara lain Augy, Kharisma Yudhistira, dan Jojo. Harapan medali perak untuk putra kemungkinan dapat diperoleh dari nomor beregu, Relay dan TTT. Ini pun harus berjuang keras.

Bantul tahun ini boleh dibilang miskin atlet. Di nomor putra masih ada atlet yang sudah saatnya pensiun, seperti Widodo, Hafiz, dan Sugeng. Di jarak pendek (300m dan 500m), Bantul boleh berharap emas, tetapi untuk jarak menengah jauh (10.000m), atlet-atlet yang sudah tidak remaja ini harus bertarung ketat dengan para yuniornya dari Kota dan Sleman. Di kelompok Putri, Bantul masih punya Nadya, Shafa, Windy, dan Rana. Di peta kekuatan, atlet putri Bantul ini kurang diperhitungkan. Namun, siapa tahu?

Ini cuma prediksi. Semua bisa terjadi di lapangan. Impossible is nothing.

Selasa, 29 September 2009

ILSC Seri Tiga di OceaN pARk BSD Tangerang

ILSC Seri Tiga: Tangerang

Kabar gembira buat teman-teman inline-skaters, bahwa Kejuaraan Sepatu Roda ILSC seri ke tiga bakal digelar di Tangerang, 24 - 25 Oktober 2009. Bertempat di Ocean Park, Bumi Serpong Damai (BSD). Kejuaraan ini merupakan kelanjutan dari dua seri lomba sebelumnya. Seri pertama diselenggarakan di Sirkuit Kota Bekasi Mei 2009. Ke dua di Monas Jakarta.

Mata lomba dan aturan lomba masih menunggu dari Panitia.

Jumat, 17 Juli 2009

ILSC Seri Dua di Monas DKI

Kejuaraan Sepatu Roda ILSC putaran ke dua akan digelar di sirkuit sepatu roda Silang Monas Jakarta (sebelah stasiun Gambir), 8 - 9 Agustus 2009. Seri pertama diselenggarakan di Sirkuit Kota Bekasi Mei lalu.

Semoga penyelenggaraan ILSC seri dua ini lebih memadai dan ada perbaikan. Panitia hendaknya mau belajar dari kekurangan-kekurangan di Bekasi.

Kesalahan cukup fatal adalah penulisan nama pada Piagam. Nama seharusnya ditulis secara lengkap dan benar. Atlet kelompok umur A, B, C, masih menganggap penting adanya Piagam Kejuaraan karena dapat menambah nilai NEM untuk masuk ke sekolah (SD, SMP). Kualitas Piagam di Bekasi sangat tidak memadai, dari segi kualitas desain maupun jenis kertas.

Kamis, 18 Juni 2009

Jambi Tak Boleh Ikut Kejurnas 2009 di Surabaya

Kejurnas 2007 di Yogyakarta jauh lebih sukses
Kejurnas Sepatu Roda 2009 yang baru berlangsung di Surabaya, 13 - 14 Juni 2009, perlu dievaluasi. Event bergengsi yang diselenggarakan tiap 2 tahun ini semestinya dapat dijadikan barometer kekuatan PORSEROSI tiap pengda di seluruh Indonesia.
Dari segi jumlah peserta dan kesiapan Panitia, Kejurnas 2007 di Yogyakarta jauh lebih baik dibandingkan tahun ini.

Pertama perlu dievaluasi, kenapa Kejurnas 2009 di Jawa Timur hanya diikuti 9 Pengda.
Kedua, tidakdibolehkannya kontingen Jambi mengikuti ajang kejuaraan ini, apapun alasannya, perlu dipertimbangkan lagi. Untuk perkembangan sepatu roda di Tanah Air, tindakan panitia yang arogan ini jelas kurang sehat.
(bersambung...)

Minggu, 07 Juni 2009

ATLET SEPATU RODA SLEMAN CEDERA

Jelang Kejurnas 2009
Atlet Sepatu Roda Sleman Cedera Kaki

Atlet sepatu roda Kharisma Yudhistira (12) mengalami cedera patah kaki setelah kejadian tabrakan beruntun, Rabu petang (3/6). Atlet berbakat unggulan Pengkab Sleman ini dipastikan tidak dapat mengikuti Kejurnas Sepatu Roda di Surabaya, 13 - 14 Juni 2009.

Kejadian ini sangat disayangkan oleh semua pengurus PORSEROSI, khususnya Pengkab Sleman dan Pengprov DIY. Peraih emas pada Kejurnas 2007 ini ditargetkan mampu meraih dua emas pada Kejurnas di Surabaya yang tinggal beberapa hari lagi. Kharisma sudah didaftarkan mewakili Pengkab DIY untuk kelompok umur C/putra pada mata lomba jarak menengah 3.000m dan 5.000 m. Pada Kejurprov DIY di Mandala Krida, 31 Mei 2009, Kharisma dapat dengan mudah menggondol emas di Kelompok Umur C/putra. Ia mengungguli jauh di depan lawan-lawannya.Kecelakaan terjadi saat Kharisma pulang dari latihan di JEC bersama ayah-ibunya mengendarai sepeda motor. Seperti biasa, Kharisma duduk di depan. Saat melintas di jl Sudirman (depan hotel Shantika) mendadak pengendara motor di depannya menabrak penyeberang jalan. Dalam upaya menghindar, motor Kharisma menabrak mobil yang sedang parkir. Kharisma langsung dilarikan ke rumah sakit Panti Rapih oleh ayahnya yang hanya mengalami cedera ringan. Setelah difoto rontgen, tulang kaki andalan Kharisma mengalami patah di bagian bawah lutut dan di atas pergelangan kaki. Atas saran pengurus Pengkab Sleman, Kharisma akhirnya dibawa ke rumah sakit khusus bedah di Surakarta. Kamis (4/6) Kharisma langsung ditangani dr. Tunjung di Rumah Sakit Khusus Bedah "Karima Utama".

Kharisma sedang menjalani latihan sepatu roda program intensif setiap sore di bawah pelatih Ronald. Menurut Ronald, cedera kaki Kharisma diperkirakan sudah pulih dan mampu bertanding pada Porprov 2009 di Mandala Krida, Oktober mendatang. Ronald menyayangkan, karena Kharisma sedang dalam kondisi puncak dan sangat siap bertanding.

Senin, 01 Juni 2009

KEJURPROV SEPATU RODA DIY 2009, SLEMAN JUARA UMUM

KEJURPROV yang dinanti-nanti oleh para atlet pemula akhirnya sukses digelar di Sirkuit Stadion Mandala Krida, 31 Mei 2009. Tim Sleman yang mengirimkan 21 atlet tampil sebagai juara umum setelah meraih 15 emas, 11 perak dan 6 perunggu.

Posisi II diduduki Kota Yogyakarta dengan meraih 11 emas, 8 perak, dan 3 perunggu. Tim Bantul yang hanya mengirimkan 11 atlet harus puas di urutan ke 3, dengan perolehan 2 medali emas, 9 perak dan 19 perunggu. Kejurprov ini diikuti oleh 52 atlet, masing-masing dari Sleman 21 atlet, Kota Yogya 18 atlet, Bantul 12 atlet dan Gunungkidul 1 atlet.

Menurut Ketua Panitia, Himawan Rahardjo, juara 1 dan 2 akan mewakili DIY berlaga di Kejurnas sepatu roda 2009 di Surabaya, 13 - 14 Juni 2009. Beberapa atlet yang berpeluang mendulang emas di Surabaya antara lain Hilmanafika (A/putra), Kharisma Yudhistira (C/putra), dan Clarissa Sagarmatha (C/putri). Ketiganya adalah atlet dari Porserosi Sleman.

Minggu, 10 Mei 2009

Kejurnas Sepatu Roda 2009

Kejurnas Sepatu Roda antar Pengprov tahun 2009 akan digelar di Surabaya, 13-14 Juni 2009. Jadwal tersebut masiah menjadi ganjalan bagi tim Jateng dan DIY. Pasalnya, atlet yang masih duduk di bangku SD dan SMP masih menjalani Ulangan Umum Bersama (UUB) dan ulangan kenaikan kelas yang dijadwalkan 8 - 13 Juni 2009. Mereka lebih mengutamakan sekolah (nilai UUB) daripada prestasi sepatu roda.

Minggu, 12 April 2009

KEJURNAS SEPATU RODA 2009

Kejuaraan Nasional Sepatu Roda antar Provinsi bakal digelar di Sirkuit Sepatu Roda Makodam V Brawijaya Surabaya, 13-14 Juni 2009.
Jadwal sementara sedang disusun panitia. Mata lomba yang dilagakan mengacu pada PON.

Ajang laga sepatu roda tahun 2009 bakal ramai. Setalah Kejurnas, ada rencana lomba antar klub di Jakarta, 27-28 Juni 2009, merupakan lanjutan dari lomba serupa di Bekasi. Dilanjutkan seri berikutnya di Karawang pada bulan Oktober, dan sebagai acara puncak seri lomba sepatu roda 2009 akan digelar di Bandung akhir 2009.

Kamis, 12 Maret 2009

Di balik sukses Kejuaraan Sepatu Roda Walikota Bekasi

Laga Sepatu Roda antar klub seluruh Indonesia yang digelar di GOR Bekasi, 7-8 Maret 2009 relatif lancar dan dapat dibilang sukses. Kendati demikian, kesuksesan tersebut masih diwarnai kekurangan-kekurangan yang seharusnya bisa diantisipasi panitia. (We all know, nobody is perfect....).

Tulisan ini diturunkan bukan untuk memojokkan panitia Bekasi, namun semata-mata sebagai masukan bagi para penyelenggara yang hendak menggelar kejuaraan tingkat nasional. (We all know, it's not easy...). Konon, setelah Bekasi akan digelar kejuaraan yang sama di Jakarta (27-28 Juni 2009), Karawang (Oktober 2009), dan Bandung (Desember 2009).

Beberapa pengalaman Bekasi yang diharapkan tidak akan terjadi di lomba-lomba mendatang di antaranya:
1. Jadwal lomba secara lengkap (Race dan peserta lomba) baru diterima peserta pada hari ke dua. Bagi klub yang menurunkan atlet-atlet kecil cukup repot mengaturnya.

2. Tidak disediakannya konsumsi untuk atlet benar-benar membuat panik para atlet dan pengantar yang belum mengenal kota Bekasi. Jam 12.00 baru diketahui bahwa atlet tidak mendapatkan makan siang.

3. MC/pembawa acara kurang informatif dan tidak bisa membangkitkan semangat. Diperburuk oleh kualitas sound system dan tidak adanya iringan musik yang menghentak. Akan lebih informatif jika MC membacakan nomor2 punggung beserta nama atlet yang sedang lari, ditambahkan nama daerah asal atlet. Informasi ini sangat ditunggu-tunggu penonton.

4. Peserta luar kota/luar daerah sangat membutuhkan informasi penginapan yang dekat dengan tempat lomba (syukur murah dan cukup nyaman). Panitia perlu bekerjasama dengan hotel dan menyiapkan informasi (nomor telpon dan tarif) hotel.

5. PIAGAM dan hasil lomba seharusnya bisa langsung dibagikan. Pengolah data tampaknya belum berpengalaman menghandel event seperti ini.

6. Kondisi aspal (sirkuit) belum memadai. Lingkungan di sekitar sirkuit yang becek, berpasir, sering mengenai aspal sehingga kotor dan membahayakan atlet. Perlu ada personel yang bertugas cek lintasan.

Oke... hidup Bekasi.... semoga ke depan lebih baik.

Rabu, 25 Februari 2009

ATURAN LOMBA PIALA WALIKOTA BEKASI 2009

PETUNJUK DAN ATURAN LOMBA PIALA WALIKOTA BEKASI 2009

1. Kejuaraan PIALA WALIKOTA BEKASI memperebutkan:
- Piala WALIKOTA BEKASI
- Kelompok umur A – D Pa/Pi (PRAJUNIOR/STANDAR)
- Kelompok umur A – D Pa/Pi (JUNIOR/SPEED)
- Kelompok Bebas (E-F) Pa/Pi (SENIOR SPEED)
- Perhitungan juara umum berdasarkan perolehan medali kelompok umur JUNIOR+SENIOR / SPEED .

2. Tanggal pelaksanaan : 7 – 8 Maret 2009
3. Tempat : GOR (lapangan sepatu roda) BEKASI.
4. Mata lomba:

- PRAJUNIOR:
SPRINT 300 M (MASSTART) K.U A – D / Pa – Pi
SPRINT 500 M (MASSTART) K.U A – D / Pa – Pi

- JUNIOR:
SPRINT 500 M (QUALIFIKASI) K.U A – D / Pa – Pi
ELIMINASI 3 KM K.U A – B / Pa – Pi
PTP 5 KM K.U C – D / Pa – Pi

- SENIOR SPEED
SPRINT 500 M (QUALIFIKASI) Pa – Pi
PTP 5 KM Pi
PTP 10 km Pa
RELAY 10 KM Pa – Pi

5. Hadiah Lomba :
- Piala (Prajunior / Standar)
- Medali (Junior / Senior Speed)
- Piala bergilir dan Juara Umum

6. Persyaratan lomba :
- Setiap atlit dapat mengikuti semua nomor lomba sesuai dengan jenis sepatu roda dan kelompok umurnya.
- Pendaftaran harus disertai dengan fotokopi NIA (bagi yang sudah memilikinya), fotokopi akte kelahiran, surat keterangan dari sekolah (bagi peserta sepatu roda yang bukan berasal dari klub)

7. Peraturan dan Tata tertib lomba:
Pada dasarnya peraturan dan tata tertib lomba mengacu pada peraturan yang telah berlaku secara umum di lingkungan PORSEROSI dengan beberapa tambahan peraturan sebagai berikut:
- Batas usia MAKSIMUM untuk setiap kelompok umur adalah dihitung sampai dengan saat TANGGAL ULANG TAHUNNYA.
- Apabila dalam lomba nanti hanya terdapat 2 (dua) atlit dalam satu mata lomba maka nomor lomba tersebut tidak akan di hitung pointnya.
- Setiap peserta dapat mengikuti lomba satu tingkat diatas kelompok umurnya dengan catatan apabila sudah berada di kelompok umur tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti kelompok umur sebenarnya.
- Pemanggilan peserta lomba dilakukan sebanyak 2 (dua) kali. Pertama 5 (lima) menit sebelum perlombaan berlangsung dengan menyebutkan nama dan nomor dada peserta, kedua 1 (satu) menit sebelum perlombaan untuk pengecekan. Apabila dalam 2 (dua) kali pemanggilan atlit tidak hadir maka panitya berhak mencoret atlit tersebut.

8. Sistem lomba :
a). SPRINT 300 M:
- Prajunior (standar):
start dilakukan secara massal (masstart)
Setiap seri akan diikuti oleh 4 (empat) sampai 6 (enam) atlit. Final akan diambil 6 (enam) atlit dengan catatan waktu tercepat dari seluruh seri. Hal ini tergantung dengan jumlah atlit peserta lomba.
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 2 (dua) kali. Start dilakukan maju 20 m dari garis start.
Penempatan atlit di setiap serinya akan diundi oleh panitya.
b). SPRINT 500 M:
- Prajunior (standar):
start dilakukan secara massal (masstart).
Setiap seri akan diikuti oleh 4 (empat) sampai 6 (enam) atlit. Final akan diambil 6 (enam) atlit dengan catatan waktu tercepat dari seluruh seri. Hal ini tergantung dengan jumlah atlit peserta lomba.
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 4 (empat) kali. Start dilakukan mundur 20 m dari garis start.
Penempatan atlit di setiap serinya akan diundi oleh panitya.
- Junior (speed):
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 4 (empat) kali. Start dilakukan mundur 20 m dari garis start.
Sprint 500 m akan dilaksanakan dengan 4 (empat) babak, yaitu babak penyisihan, perempat final, semifinal dan final, tergantung dari jumlah atlit yang mengikuti lomba.
Setiap seri dalam babak penyisihan akan diikuti oleh 4 (empat) sampai 6 (enam) atlit dan akan diambil 6 (enam) atlit dengan catatan waktu tercepat dari seluruh seri untuk final. Hal ini sangat tergantung dengan jumlah atlit peserta lomba.
Sistim start yaitu dengan posisi atlit berdiri statis (diam) di dalam kotak start yang tersedia dan atlit akan bergerak pada saat aba – aba start (YA) telah terdengar.
Pencurian start hanya akan ditolerir sampai 2 (dua) kali, maka apabila terjadi pencurian start ke tiga, maka atlit yang melakukannya akan langsung didiskualifikasi walaupun mungkin atlit tersebut tidak melakukan pencurian start sebelumnya, demikian pula dengan pencurian start keempat dst dalam seri yang bersangkutan akan langsung didiskualifikasi untuk atlit yang melakukan.
Penempatan atlit di setiap serinya akan diundi oleh panitya.
c). ELIMINASI
- Eliminasi 3 km (junior/speed) K.U A – B / Pa – Pi
Lomba ini dilaksanakan dengan sistim langsung final dan start secara massal (masstart). Diskualifikasi berlaku bagi atlit yang melakukan pencurian start ketiga, keempat dst.
Posisi atlit untuk start akan ditentukan dengan undian oleh panitya pelaksana.
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 19 kali. Start dilakukan maju 40 m dari garis start.
Eliminasi akan dimulai sejak atlit terdepan telah melakukan 5 putaran, dimulai pada saat papan petunjuk putaran menunjukkan angka 15, untuk itu akan dibunyikan tanda bel dan eliminasi akan berlangsung terus.
Bel tanda eliminasi akan berbunyi pada saat papan menunjukkan angka: 15, 10 dan 5.
Pada saat bel tanda berlangsung eliminasi maka 1 (satu) atlit yang terakhir dalam urutan lomba di putaran tersebut akan dikeluarkan pada putaran berikutnya, artinya apabila di putaran 15 bel berbunyi, maka 1 (satu) atlit terakhir yang melalui garis start/finish akan langsung dikeluarkan dari arena lomba.
Overlap berlaku pada sistim lomba eliminasi ini.
d). POINT TO POINT
- point to point 5 km (junior/speed) K.U C – D / Pa – Pi
Mata lomba ini akan dilaksanakan dengan sistim langsung final dan start massal (masstart). Diskualifikasi berlaku bagi atlit yang melakukan pencurian start ketiga, keempat dst.
Posisi atlit untuk start akan ditentukan dengan undian oleh panitya pelaksana.
Setiap atlit akan melalui garis finish sebanyak 32 kali. Start dilakukan mundur 40 m dari garis start.
Point 1 (satu) akan diberikan hanya pada atlit PERTAMA saja yang menginjak/melewati garis finish saat putaran tertentu. Point 3 (tiga) akan diberikan untuk atlit pertama yang memasuki finish, point 2 (dua) untuk atlit kedua dan point 1 (satu) untuk atlit ketiga.
Bel akan berbunyi pada saat papan menunjukkan angka – angka sbb: 28, 24, 20, 16, 12, 8 dan 4. Point 1 (satu) terdapat pada saat papan putaran menunjukkan angka – angka sbb: 27, 23, 19, 15, 11, 7 dan 3 atlit pertama yang akan menginjak/melewati garis finish pada putaran yang dilalui setelah bel akan mendapat point 1 (satu).
Pemenangnya adalah atlit dengan point terbanyak dan menyelesaikan lomba sampai memasuki garis finish pada putaran terakhir, walaupun atlit tersebut tidak di urutan 1, 2 atau 3.
Atlit dengan point terbanyak akan tetapi tidak menyelesaikan lombanya sampai putaran terakhir, maka atlit tersebut dianggap mengundurkan diri sehingga poin yang didapat dianggap hangus.
Apabila terdapat jumlah poin yang sama, maka sebagai penentu juara adalah atlit yang menempuh waktu tercepat dari kedua atlit yang mempunyai poin yang sama tersebut.
Dalam mata lomba ini sistim overlap berlaku sejak awal start.
10. Ketentuan dan sangsi :
a). Ketentuan yang berlaku:
- Setiap atlit wajib mematuhi tata tertib, sopan santun dan peraturan lomba.
- Para atlit yang sedang mencoba arena tanding, sedang berlomba atau selama berlangsungnya penyelenggaraan kejuaraan tidak diperbolehkan untuk:
1. Menghalang – halangi atlit lain.
2. Mendorong dan menyikut atlit lain.
3. Berbuat hal – hal yang merugikan atlit lain
4. Berbuat hal yang merugikan panitya lomba dan pihak lain.
5. Memukul dan berkelahi dengan atlit lain dan pihak panitya.
b). Sangsi apabila atlit melanggar hal – hal dalam point 1 s/d 6:
- Hasil prestasi lombanya dibatalkan atau dicabut.
- Pengurangan nilai untuk penentuan juara umum piala WALIKOTA.
- Perbuatan yang melanggar hukum akan diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk dipidanakan.
11. Protes
Protes dapat dilakukan dan disampaikan kepada chief referee secara tertulis dengan membayar uang protes sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dan diajukan dalam jangka 15 (lima belas) menit setelah diumumkannya urutan pemenang dari mata lomba yang bersangkutan.
Keputusan panitya pelaksana beserta juri tidak dapat diganggu gugat dan uang protes tidak bisa dikembalikan.
12. Pendaftaran Peserta
a). Waktu pendaftaran:
Ditutup pada tanggal 6 maret 2009 pkl 13.30
b). Tempat pendaftaran:
- Sekretariat lomba : Jl. Ahmad Yani no 2, Bekasi
Roxy Square Lt. UG Blok B8 No. 15
- Fax : (021) 5695 3714 , (021)8800000
- CP : Pak TRI 021 70757909 - 085213500606
- ERIK 0816 1890127
- SHINTA 0815 9287931

c). Uang pendaftaran:
Biaya pendaftaran: Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah) untuk semua mata lomba dan Kelompok umur.
d). Uji lintasan:
Jum’at, 6 maret ’09 pkl 15.30 - selesai
13. Jadwal Technical Meeting:
Hari / tanggal : Kamis 5 Maret 2009*
Waktu : pkl 13.30 – selesai
Tempat : Sekretariat KONI BEKASI
Jl. Ahmad Yani no 2, Bekasi Barat
* Tentatif

Jumat, 13 Februari 2009

Trend Roda 100mm diikuti anak-anak. Salahkah?

Berbagai pendapat mengenai pemakaian roda 100mm yang diikuti anak2 kelompok (umumnya umur B - C), masih mengundang penasaran khususnya bagi orang tua atlet yang pengin anaknya JUARA. Berikut ini pendapat pelatih bertangan dingin Ronal:

Halo semua... sebelumnya maaf bgt di sidoarjo gak bisa dateng karena ada interview.

untuk masalah banyak 4x100 yg dipake di kel.umur b sebenernya menurut saya sudah salah kaprah, aku kasih pengalamanku aja ya, dulu waktu pelatda dki thn 2003 kebetulan sedang masa peralihan dari 5x80mm ke 5x84mm. Saat itu di tim DKI masih menggunakan 5x80mm semua, kemudian Jonathan(Skater dari AS) setelah dia melalang buana ke New Zealand, dll menyarankan beberapa atlet untuk beralih ke 5x84mm namun beliau sangat selektif sekali, permasalah tinggi badan lah, berat badan lah, dan umur. Dulu saya juga belum menyadari pentingnya itu semua, namun ketika saya menjadi pelatih dan mempelajari ilmu olahraga ternyata semua itu benar. simplenya gini; atlet usia 12- sekitar 18(tgt masing2)sel pertumbuhanya masih bekerja sangat baik. Bayangkan bila si anak diberi beban yang luar biasa(tanpa perhitungan dan ilmu yang benar) apakah anak tersebut akan tumbuh secara maksimal? kenyataannya tidak, karena ketika latihan sel2 otot kita di rusak dan pada atlet usia dini yang lebih dominan dirusak adalah sel pertumbuhan. Jadi dampak yang paling keliatan adalah tinggi badan anak tidak maksimal dan untuk jangka panjangnya komponen power si atlet tentu tidak maksimal.

Ironisnya di sepatu roda indonesia para pelatih dan orangtua terkadang tidak memahami ilmu olahraga tersebut, padahal ilmu olahraga dalam dunia kepelatihan sangatlah berperan penting. contohnya latihan yang baik adalah latihan yang efisien dan terprogram dengan baik bukanya latihan yang exra berat saja.

perlu kita ketahui menurut suatu sumber (sorry lupa ;p) usia maksimal atlet sepatu roda adalah di atas 21 thn...kalau dikaji lebih dalam; komponen power dalam sepatu roda cepat sangatlah dibutuhkan dan perkembangan komponen power maksimal didapat setelah masa pertumbuhan anak/atlet itu sudah habis (sudah tidak tumbuh lagi. nah dalam keadaan tsb baru komponen power bisa bekerja dengan baik.

Di dunia research ttg dunia olah raga sangat baik dan cepat, jadi tidak monothon, kesimpulanya efektivitas pembinaan mereka sangat jauh dibanding kita, makanya atlet kita sulit bersaing di dunia hehehhe...;p

Oh iya 1 lagi kalau masalah kebiasaan itu pasti bisa aja, misalkan anak usia 8 thn di kasih 4x100mm pasti lama2 akan bisa jalan, tapi apakah itu efisien? kestabilan juga sangat penting, diameter roda yang lebih besar tingkat kesatabilanya lebih jelek. dampaknya selain tidak maksimal, teknik anak tersebut juga tidak maksimal. maka itu perlu tahapan2.

so saran saya jangan terpancing ngikutin yang ada sekarang, target seorang atlet adalah di usia prestasinya( mis. kel.umur F), jadi percuma menang sekarang tapi di kel.bebas tidak bisa bersaing.

Aku ada contoh kasus tapi aku cari bukunya dulu ya....sekian n semoga bermanfaat.

any comment?

Senin, 09 Februari 2009

Prediksi Lomba Sepatu Roda di Bekasi 2009

Hampir semua official dan pelatih club sepatu roda menyambut baik diadakannya kejuaraan sepatu roda di Lapangan Sepatu Roda GOR Kota Bekasi, 7-8 Maret 2009. Hanya saja saya punya prediksi pesimistis yang mudah-mudahan tidak akan terjadi. Begini:

- Penyelenggaraan lomba ini sangat dekat waktunya dengan lomba di Sidoarjo (31 Jan - 1 Feb 2009), hanya selang sekitar 1 bulan. Hal ini berakibat: (1) Masing2 atlet sudah tahu kekuatan lawan, jadi kemungkinan akan enggan "mengulang" lomba dengan lawan yang sama; (2) Bagi yg punya dana pas2an (seperti dialami atlet Yogya), akan berfikir 2x utk berangkat ke Bekasi. Minimal harus menyiapkan dana Rp 1 sampai Rp 1,5 juta utk transportasi, makan dan penginapan untuk atlet dan orang tua.

- Ada sedikit traumatik di lomba Sidoarjo 2009. Hujan yang kurang diantisipasi panitia membuat peserta kerepotan. Orang tua atlet dan official harus kerja ekstra mengeringkan pakaian, sepatu, cuci bearing, dan juga menjaga kesehatan atlet (terutama anak2). Pengalaman kurang nyaman ini, ditambah berita2 banjir dan bencana alam di berbagai media, membuat peserta (orang tua, pelatih, official, pengurus PORSEROSI) harus berfikir 2x untuk memberangkatkan atletnya.

Hal yang menguntungkan adalah, lomba ini diselenggarakan sebelum Ujian dan sebelum Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB/PMDK). Bagi atlet kelas 6 SD dan kelas 3 SMP, bisa spekulasi mencari tambahan NEM. Tapi ini tergantung "bunyi" sertifikat dari Panitia. Banyak sertifikat yang tdk diakui oleh Dinas Pendidikan karena cuma ditandatangani Panitia...

maaf bersambung....

Sabtu, 07 Februari 2009

Lomba Sepatu Roda Bekasi 2009

Kejuaraan sepatu roda tingkat nasional antar klub se Indonesia dipastikan akan digelar di Sirkuit Sepatu Roda GOR Kota Bekasi, Jalan Achmad Yani, 7 - 8 Maret 2009.

Lomba ini digelar dalam rangka hari jadi Kota Bekasi, sekaligus peresmian lapangan sepatu roda yang baru... (Selamat buat PORSEROSI Bekasi, semoga makin bersemangat dan berprestasi - Red).

Direncanakan kejuaraan sepatu roda ini akan digelar secara rutin setiap tahun untuk memperebutkan Piala Wali Kota Bekasi, dimasukkan dalam Calendar of Event PB PORSEROSI. (Semoga Pengprov PORSEROSI lainnya menyusul, bikin sirkuit dan event lomba tiap tahun - Red.)

Mata lomba yang dipertandingkan meliputi :

A. SPEED (Pa/Pi): ITT 300 M; Sprint 500 M; Eliminasi 3.000 M; PTP 5.000 M; Eliminasi 10.000; PTP 10.000 M; Relay 10.000 M, dan TTT 10.000 M.

B. STANDARD (Pa/Pi): ITT 300 M dan Sprint 500 M.

Hingga berita ini diterbitkan, belum diperoleh informasi tentang pembagian mata lomba untuk setiap Kelompok Umur (KU). Diharapkan panitia dapat memperhitungkan waktu sehingga tidak merugikan atlet (peserta lomba) seperti terjadi di Sidoarjo. Pada lomba di Sidoarjo (31 Jan - 1 Feb 2009) banyak mata lomba yang "disunat" dari 5.000 menjadi 3.000, dsb dengan alasan waktu tidak cukup. Faktor cuaca (hujan) seharusnya sudah diperhitungkan.

Informasi mengenai lomba di Bekasi dapat menghubungi panitia di sekretariat lomba:

Jl. Sawo Raya B 32/21, Taman Wisma Asri, Bekasi Utara. Telp. 021-8851915

Senin, 02 Februari 2009

Surprise Sidoarjo 2009

Kejuaraan sepatu roda di Sidoarjo tahun ini banyak diwarnai kejutan. Meskipun diguyur hujan siang-malam, penyelenggaraan ini dapat dikatakan sukses. Penulis melihat banyak kejutan di Kejuaraan Sepatu Roda Sidoarjo 2009, di antaranya:

1. Banyak muncul atlet kecil (Kelompok Umur A)  yang memiliki skill dan teknik cukup bagus, mampu melesat dengan kecepatan tinggi, bahkan banyak yg sdh mengarah ke teknik double-push, gaya Chad Hedrick. Tentu saja masih belum sempurna, tetapi anak-anak ini sudah menerapkan teknik yang jauh lebih baik dari yang saya amati pada lomba-lomba sebelumnya. Klub SAMALA Surabaya menurunkan 40 atlet yang didominasi atlet kecil (kelompok A dan B) dan menjadi juara umum. Krawang dan Bekasi masih menyimpan potensi besar. Sebaliknya, di paddock Semarang dan Yogyakarta tampak sepi. Klub Mataram yang dua tahun lalu (2007) mengusung 1 bus (28 atlet) kali ini hanya mewakilkan 4 atlet pemula. Demikian pula EMIC Yogyakarta, hanya memberangkatkan 5 atlet.

2. Pada barisan Kelompok B banyak yg sudah pakai roda 4 x 100mm. Sebagian pelatih menganggap roda 100mm berdampak buruk pada perkembangan tubuh atlet. Namun menurut atlet putri nomor wahid Eri Marinayo, roda 100mm boleh aja dipakai anak-anak asal mereka punya cukup power... (Ya iyalaaah..., kalo ga punya power mana bisa ngangkat roda...)

Kelompok C (khususnya putra) tdk cuma adu kecepatan tapi sdh mengatur teknik dan strategi, kerja sama, blocking lawan, dan permainan cantik lainnya. Tampaknya mereka sudah banyak belajar dari seniornya. Endurance semakin mantap. Mereka tidak tampak ngos-ngosan seusai lari 5.000m.

Kelompok D dan E makin perfect, bisa mengimbangi F, terlihat saat Eksibisi 10.000 M. Sedikitnya 3 atlet terjatuh saat ikut eksibisi. 

Kelompok F.... Woww keren...!!! Persis seperti liat lomba tingkat dunia lho..., seharusnya atlet seperti Eri, Evan, Norman, Bayu, dll lebih sering lagi ikut lomba tingkat Asia/dunia... you are not too bad...

Dua sohib Allan - Rodra tidak turun. What's wrong?

BEKASI akan mengadakan lomba sepatu roda, 7-8 Maret 2008, konon dalam rangka peresmian sirkuit baru di GOR Kota Bekasi, Jl. A.Yani... Kita doakan lancar dan tdk hujan.

Di paddock bermunculan penjual aksesoris seperti bearing, spacer, roda, sepatu, etc... dan laku keras. Halo Agus P!, jangan lupa bayar pajak....!!!

Akibat hujan lebat, malam harinya orang tua atlet sibuk nyuci bearing, nyetrika skinsuit,  ...sampai Minggu pagi msh banyak terlihat jemuran kaos kaki, helm, sepatu, tas dan aksesoris lainnya di pagar depan paddock... Foto-foto saya jadi makin "human interest"...

Menyaksikan lomba di Sidoarjo saya jadi tambah optimis, sepatu roda di Indonesia semakin besar dan ruar biasa...

Minggu, 11 Januari 2009

KEJURNAS SEPATU RODA SIDOARJO 2009

KEJUARAAN NASIONAL SEPATU RODA PIALA BUPATI SOIDOARJO VII - 2009

Panitia Kejuaraan Nasional Sepatu Roda "Piala Bupati Sidoarjo VII tahun 2009" mengundang seluruh klub sepatu roda di Indonesia untuk ikut serta meramaikan lomba yang akan digelar di Sirkuit Sepatu Roda Parkir Timur Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu dan Minggu (31 Januari dan 01 Februari 2009). Technical meeting diadakan di Kantor Dinas PU Bina Marga Jl Sultan Agung 17A Sidoarjo, hari Kamis (29/1) pukul 15.00 WIB.

Mata Lomba yang dipertandingkan adalah sebagai berikut:

A. Kelas Speed

KU: A, B, C, D,  E, dan F  - Putra/Putri   : 500 M dan 1.000 M Sprint

KU: A, B, C, D,  E, dan F  - Putra/Putri   : 3.000 M Eliminasi

KU: A, B, C, dan D            - Putra/Putri   : 5.000 M Eliminasi dan 5.000 M PTP

KU: E dan F                       - Putra/Putri   : 10.000 M Eliminasi dan 10.000 M PTP

A. Kelas Standard

KU: A, B, dan C                 - Putra/Putri   : 500 M dan 1.000 M Sprint

Tahun ini Marathon 42 Km dan ITT 300 M tidak dipertandingkan. Masing-masing atlet hanya boleh mengikuti maksimal 2 (dua) mata lomba dengan biaya pendaftaran per atlet Rp 50.000 (limapuluh ribu rupiah). Pendaftaran via fax (031-8921942) diterima paling lambat 26 Januari 2009 jam 15.00 WIB.

Setiap nomor mata lomba minimal diikuti 5 atlet, bila kurang maka nomor mata lomba tersebut dibatalkan dan atlet disarankan mengikuti mata lomba yang lain.

Contact person: Ir.  HERU SUBAGYO : 0816539808 / 031-8913326.