Minggu, 08 Agustus 2010

Atlet Sepatu Roda DIY Raih Perak di Kejurnas 2010

Atlet sepatu roda andalan DIY Kharisma Yudhistira (13) hanya mampu meraih medali perak dalam kejuaraan tingkat nasional (Kejurnas) Sepatu Roda 2010 di Stadion Jatidiri Semarang, 31 Juli hingga 1 Agustus 2010.
Turun pada jarak 10.000 meter kelompok D putra, Kharisma hanya kalah tipis dengan atlet tuan rumah yang lebih menguasai lapangan bentuk velodrom dengan panjang lintasan 200m.
“Ada perasaan takut kepleset karena saya tidak biasa main di trek beton,” kata Kharisma yang biasa main di lapangan aspal. Pada beberapa putaran awal atlet asal Sleman ini sempat memimpin di depan. Pada lap ke 16 dari 50 putaran, ia disusul atlet Jateng tepat di tikungan. Tiga lap menjelang finish, Kharisma sempat ditempel dua atlet Jawa Barat dan nyaris adu fisik di setiap tikungan.

Ketua Porserosi Pengprov DIY Jafar Alaydrus mengakui, Yogyakarta kalah dalam hal sarana prasarana. Porsi latihan yang hanya tiga kali dalam seminggu dirasa sangat kurang. Sebaik apapun atlet kalau tidak didukung sarana yang memadai akan tertinggal dengan daerah lain yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Jafar mencontohkan kota Semarang yang memiliki dua lapangan khusus sepatu roda, keduanya di stadion Jatidiri.
Lebih jauh Jafar mengungkapkan, tidak memadainya fasilitas ini pula yang membuat kejuaraan sepatu roda HB Cup dan PA Cup untuk sementara tidak dilagakan. “Kami tidak berani lagi menggelar HB Cup dan PA Cup karena sarana kurang memadai, sementara tuntutan atlet dari luar daerah semakin tinggi,” tandas Jafar.

Usahakan Gratis Pendidikan


Musprov IV PORSEROSI DIY
Usahakan Gratis Pendidikan
bagi Atlet Berprestasi

Pengurus cabor sepatu roda ke depan harus mampu mengupayakan gratis biaya pendidikan bagi atlet berprestasi. Demikian disampaikan Ketua Koni DIY GBPH Prabuningrat dalam Musyawarah Provinsi IV Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PORSEROSI) DIY tahun 2010 di Gedung KONI Provinsi DIY, 7 Agustus 2010.
Lebih lanjut dikatakan, pelatih sepatu roda harus selalu belajar dan mengikuti perkembangan, termasuk perkembangan alat dan teknik. “Pelatih olahraga seharusnya tidak sekadar melatih fisik, mental dan teknik, tetapi harus paham kekuatan atlet daerah lain.” tandas Prabuningrat. Pelatih sepatu roda juga harus punya catatan waktu semua atlet yang mejadi lawan dalam kejuaraan tingkat nasional.
Menurut Prabuningrat, pengurus PORSEROSI Pengprov DIY ke depan harus solid, kompak, bersungguh-sungguh, saling melengkapi, punya loyalitas dan dedikasi di bidang sepatu roda. Jika dalam PON 2008 DIY belum menunjukkan pretasi, diharapkan pada PON 2012 di Riau cabor sepatu roda dapat meningkatkan prestasi lebih baik. Dan jika pada Kejurnas 2010 cabor sepatu roda hanya mampu meraih perak, maka pada Kejurnas 2011 diupayakan dapat meraih emas. “KONI akan berusaha membelikan alat yang tercanggih, tapi tunjukkan prestasi,” tandas Prabuningrat.
Selain Ketua KONI, Musprov IV ini dihadiri Ketua Pengurus Besar (PB) PORSEROSI Wimbo Hardjito, Ketua Pengprov DIY Jafar Alaydrus, pengurus Pengkot Yogyakarta, Pengkab Sleman, Pengkab Bantul, dan Pengkab Gunungkidul.

Punya trek standar
Dalam sambutannya Wimbo berharap, Jogja seharusnya bisa bikin trek sepatu roda yang standar seperti di Semarang. Dikatakan, cabor sepatu roda sudah mulai dipertandingkan pada SEA Games 2011 di Indonesia dan juga di Asean Games 2012 di China. Daerah harus memikirkan pembinaan cabor sepatu roda.
Senada dengan Wimbo, Ketua Pengprov DIY Jafar Alaydrus mengingatkan, pengurus periode mendatang harus dapat mengupayakan lapangan sepatu roda di DIY, jika tidak akan tertinggal oleh daerah lain. Jafar juga berharap, pertandingan sepatu roda tingkat nasional dengan label HB Cup dan PA Cup dapat kembali digelar di Yogyakarta. Menurutnya, Pengprov tidak berani menggelar HB Cup dan PA Cup karena DIY tidak memiliki sarana yang memadai. Selama ini klub sepatu roda hanya berlatih di lapangan parkir Mandalakrida dan di stadion Maguwoharjo dengan jadwal terbatas hanya tiga kali seminggu. “Porsi latihan seharusnya lebih banyak lagi, namun karena keterbatasan tempat maka Porprov tidak bisa berbuat banyak,” tandas Jafar.

Pengurus baru
Musprov yang berlangsung jam 09.00 hingga 15.30 ini berhasil membentuk tim formatur yang terdiri dari Jafar Alaydrus (ketua merangkap anggota), Hasto Bronto (anggota) dan Masda Siwi (anggota). Dalam waktu kurang dari satu bulan, tiga orang ini akan menyusun pengurus PORSEROSI provinsi DIY periode 2010 – 2014 sesuai AD/ART.
Menurut Jafar, ada dua “pekerjaaan rumah” untuk pengurus mendatang, yaitu meraih prestasi di PON 2012 dan menggelar kembali laga HB Cup dan PA Cup yang selama ini mati suri.

Senin, 12 April 2010

Kejuaraan Sepatu Roda ILSC 2010 seri 1 Digelar di senayan

Kejuaraan sepatu roda ILSC antar klub seluruh Indonesia akan digelar di Lapangan sepatu roda pintu II Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, 23 - 24 Mei 2010. Panitia ILSC mengundang seluruh atlit dari semua klub dan komunitas inline skate untuk mengikuti kejuaraan INDONESIA INLINE SKATE CHAMPIONSHIP (ILSC).

Nomor lomba yang dipertandingkan adalah sebagai berikut.
Inline STANDARD :
- PEMULA
1. Sprint 50m
2. Sprint 100m
3. Sircuit

- PRAJUNIOR k.u A – D / Pa - Pi
1. Sprint 300m
2. Sprint 500m
3. Sprint 1.000m


Inline SPEED:
- JUNIOR k.u A – D / Pa – Pi
1. Sprint 500m
2. Sprint 1.000m

k.u A – B / Pa - Pi

3. Eliminasi 3 km

k.u C – D / Pa - Pi

4. PTP 5 km


- SENIOR
1. Sprint 500m
2. Elim PTP 10 km

Hadiah lomba
- Medali : PEMULA, JUNIOR dan SENIOR
- PIALA : PRAJUNIOR

Biaya pendaftaran: Rp 65.000,- (enam puluh lima ribu rupiah)

Informasi lomba :
- Shinta 0815 9287931

Pendaftaran melalui :
- Fax 021 3446206
- Email xhynta@gmail.com

Sabtu, 13 Februari 2010

Tim Jambi Belum Ikut Kejuaraan Sepatu Roda Sidoarjo

Tim Sepatu Roda Jambi belum dapat tampil di Kejuaraan Sepatu Roda tingkat nasional Piala Bupati Cup di Sidoarjo, 6-7 Februari 2010. Pasalnya, beberapa atlet Jambi dianggap masih bermasalah dengan status mereka.

Pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sepatu Roda 2009 yang digelar di pelataran Markas Kodam V Brawijaya Surabaya, kontingen Jambi juga dianggap bermasalah dan tidak diperbolehkan ikut berlaga. Bahkan saat perlombaan berlangsung, kontingen Jambi sempat protes dengan menggelar poster bertuliskan "Selamat dan Terima Kasih, Sampai Bertemu di Kejurnas Ibu Negara yang Sebenarnya".

Sebanyak 25 atlet sepatu roda asal Jambi ditolak ikut kejurnas, karena diprotes Pengkot Perserosi Kabupaten Sidoarjo yang mengklaim sebagian atlet Jambi tidak sah.

Ketua Pengprov Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Jawa Timur, Hindarto, menjelaskan sejumlah atlet Jambi tidak sah, karena masih berstatus milik Kabupaten Sidoarjo dan hingga kini belum mengantongi surat pindah.

Bahkan, beberapa atlet tersebut masih membela Kabupaten Sidoarjo, saat berlangsung kejuaraan sepatu roda Piala Bupati Sidoarjo sekitar Januari 2009.

"Kami tidak ingin kejuaraan ini terganggu dan seluruh peserta harus mentaati aturan organisasi. Mereka masih atlet Sidoarjo dan belum resmi keluar, tapi sekarang tiba-tiba membela Jambi. Ini jelas menyalahi aturan organisasi," katanya.

Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Perserosi Jambi, Yoyo Sunaryo, menganggap panpel mengambil keputusan subyektif dengan langsung menerima protes dari kubu Sidoarjo.

"Mereka dulu memang atlet Sidoarjo, tapi sekarang sudah resmi milik Jambi. Kami juga sudah bicara dengan PB Perserosi dan diizinkan ikut kejurnas ini," katanya.

Ketua Panpel yang juga Ketua Pengkot Perserosi Kota Surabaya, Wahid Abdulrahman, menyatakan kecewa dengan aksi protes yang dilakukan Kontingen Jambi, sehingga sempat mengganggu jalannya lomba.

"Panpel melarang atlet Jambi tampil, karena ingin menyelamatkan kejuaraan ini. Keputusan itu diambil berdasarkan aturan yang ada," katanya.

Senin, 01 Februari 2010

PON XVIII/2012. SEPATU RODA TIDAK DILOMBAKAN?

Selasa, 26 Jan 2010 20:45:33 WIB

ANTARA - Pada PON XVIII/2012 di Riau, cabang olah raga yang kemungkinan tidak dimainkan adalah sepatu roda, berkuda, drumband, ski air, dan dansa.

Untuk sepatu roda, seperti yang diutarakan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perserosi, Fitra Tara Mizar, saat berkunjung di Semarang beberapa waktu lalu, cabang ini kemungkinan tidak dimainkan di PON mendatang berdasarkan hasil pertemuan dengan Jakarta, Jateng, Jabar, Kaltim, dan Banten.

Tuan rumah Riau tidak memiliki Pengprov Perserosi demikian juga dengan atlet sepatu roda. Tetapi induk organisasi olah raga sepatu roda di Tanah Air ini sedang mengupayakan agar bisa dilombakan mengingat cabang ini dipertandngkan pada SEA Games 2011. Tetapi pada Asian Games XVI di Guangzhou, China, November 2010 cabang ini baru menjadi cabang eksibishi dan belum memperbutkan medali. Bagi Jateng, cabang sepatu roda masih menjadi andalan karena masih memiliki atlet andalan yaitu Allan Chandra dan Ajeng Anindya. Pada saat pertama kali dipertandingkan di PON XVI/2004 Sumatra Selatan, cabang olah raga sepatu roda berhasil menyumbangkan tujuh medali emas bagi Jateng tetapi pada PON XVII/2008 hanya mendapat dua emas. "Pada dasarnya kami akan menerima keputusan Raparnas KONI Pusat, apapun cabang olah raga yang dipertandingkan dan kami akan segera memfokuskan untuk persiapan termasuk menetapkan cabang olah raga unggulan," kata Sukahar.

PON 2012 tak Lombakan Sepatu Roda

PON 2012 Tidak Lombakan Sepatu Roda


Berita ini diambil dari Harian Pikiran Rakyat, 15 Jan 2010

PON 2012 tak Lombakan Sepatu Roda
CABANG olah raga sepatu roda terancam tidak diperbandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau karena tuan rumah tidak memiliki Pengprov Perserosi dan atlet Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB Peserosi, Fitra Tara Mizar, ketika meninjau kesiapan sirkuit sepatu roda di Gelora Jatidiri Semarang, Kamis (14/1) mengatakan, kemungkinan sepatu roda tak diperbandingkan itu berdasarkan pertemuan dengan Kabid Binpres KONI Provinsi Riau yang dihadiri oleh lima Pengprov Perserosi (Jakarta, Jateng, Jabar. Kaltim, dan Banten) di Jakarta beberapa waktu lalu. Pihak KONI Riau yang diwakili Kabid Binpres, Sudarto, menjelaskan. Riau tidak memiliki Pengprov Perserosi dan atlet sepatu roda. (Ant/A-187)***

Senin, 11 Januari 2010

PERATURAN DAN TATA TERTIB LOMBA

PANITIA KEJUARAAN NASIONAL SEPATU RODA
”PIALA BUPATI SIDOARJO VIII TAHUN 2010”


PERATURAN DAN TATA TERTIB LOMBA


A. PERSYARATAN PESERTA

1. Pada dasarnya peraturan pertandingan mengacu pada peraturan PORSEROSI ditambah dengan peraturan tambahan.
2. Peserta lomba adalah atlet-atlet dari klub/perkumpulan sepatu roda/perorangan.
3. Pendaftaran harus disertai identitas atlet yang resmi yaitu foto copy dan asli akte kelahiran dan foto 2 (dua) lembar ukuran 3x4.
4. Setiap kontingen diwajibkan menunjukkan 1 (satu) Mangajer Tim dan 2 (dua) orang Official serta mengumpulkan 2 (dua) lembar foto ukuran 3x4.
5. Setiap atlet hanya diperbolehkan mengikuti 2 (dua) mata lomba.
6. Batas usia maksimum untuk setiap kelompok umur dihitung sampai dengan saat hari ulang tahunnya.
7. Setiap peserta dapat mengikuti lomba satu tingkat di atas kelompok umurnya denga catatan apabila sudah berada dikelompok umur tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti kelompok umur sebenarnya.
8. Setiap peserta tidak diperbolehkan mengikuti kelompok umur dibawahnya.
9. Pada acara technikal meeting apabila tidak hadir maka dianggap telah mengerti dan menyetujui hasil keputusan technikal meeting.
10. Setiap peserta sebaiknya memakai pakaian olah raga sesuai dengan klubnya.
11. Kelompok umur A, B, C, dan D untuk Putra dan Putri nomor lomba: Sprint 500 m, Sprint 1000 m, Eleminasi 3000 m dan PTP 5000 m.
12. Kelompok umur E dan F untuk Putra dan Putri nomor lomba : Sprint 500 m, Sprint 1000 m, PTP 5000 m, PTP 10.000 m dan Eliminasi 10.000 m.
13. Kelompok umur A, B, dan C (Standart) untuk Putra dan Putri nomor lomba : Sprint 500 m dan Sprint 1000 m.

B. PERATURAN LOMBA

SPRINT 500 M DAN 1.000 M STANDAR/SPEED
1. Lomba sprint akan dilakukan babak penyisihan hingga final tergantung jumlah atlet yang akan berlomba.
2. Untuk STANDAR iikuti oleh Kelompok Umur A, B, C dan untuk SPEED diikuti oleh Kelompok Umur A, B, C, D, E dan F.

3. Star peserta dengan posisi atelt berdiri statis (diam) di dgaris start yang tersedia dan atlet akan mulai bergerak pada saat aba-aba start yang tersedia, dan atlet akan mulai bergerak pada saat aba-aba start dari starter “ Ya “ terdengar.

4. Apabila terjadi pencurian start, hanya akan ditolerir samapi 2 (dua) kali. Dan apabila terjadi pencurian start ke 3 (tiga) maka atlet yang melakukannya akan langsung didiskualifikasi, walaupun mungkin atlet tersebut tidak melakukan pencurian start sebelumnya, demikian pula dengan pencurian star ke 4 (empat) dan seterusnya dalam seri tersebut akan langsung didiskualifikasi untuk atlet yang bersangkutan.
5. Penentuan juara/pemenang adalah atlet tercepat yang menginjak/melewati garis finish dengan diikuti oleh seluruh tubuhnya, dan tidak melakukan pelanggaran apapun juga yang dapat mengakibatkan terganggu atlet lain yang berlomba pada babak tersebut.
6. Lintasan menggunakan trek lurus melingkar.

ELIMINASI 3.000 M, 5.000 M DAN 10.000 M SPEED
1. Lomba dilaksanakan dengan system langsung final.
2. Penentuan juara/pemenang adalah atlet tercepat yang menginjak/melewati garis finish dengan diikuti oleh seluruh tubuhnya, dan tidak melakukan pelanggaran apapun juga yang dapat mengakibatkan terganggu atlet lain yang berlomba pada babak tersebut.
3. Bel tanda akan berlangsungnya eliminasi akan berbunyi di putaran ganjil, dan pada putaran berikutnya )putaran genap) 1(satu) atlet terakhir dalam urutan tersebut akan dikeluarkan dari arena lomba.
4. Eliminasi 10.000 M akan dimulai sejak atlet terdepan telah melakukan 2 (dua) putaran, arena lomba berjarak 300 M setiapnya, maka eliminasi akan mulai saat papan penunjuk lap/putaran menunjukkan angka 31, untuk itu akan dibunyikan Bel, dan eliminasi akan berlangsung terus setiap 2 (dua) lap/putaran. Bel akan berbunyi pada sisa lap/putaran 31, 29, 27, 25, 23, ..... dst (putaran ganjil) dan eliminasi terjadi disetiap putaran genap (30, 28, 26, 24, 22, ..... dst) sampai jumlah peserta tersisa hanya 5 (lima) atlet.
5. Eliminasi 5.000 M akan dimulai sejak atlet terdepan telah melakukan 2 (dua) putaran, arena lomba berjarak 300 M setiapnya, maka eliminasi akan mulai saat papan penunjuk lap/putaran menunjukkan angka 15, untuk itu akan dibunyikan Bel, dan eliminasi akan berlangsung terus setiap 2 (dua) lap/putaran. Bel akan berbunyi pada sisa lap/putaran 15, 13, 11, 9, ..... dst (putaran ganjil) dan eliminasi terjadi disetiap putaran genap (14, 12, 10, ..... dst) sampai jumlah peserta tersisa hanya 5 (lima) atlet.
6. Eliminasi 3.000 M akan dimulai sejak lap/putaran pertama.
7. Apabila papan penunjuk lap sudah menunjukan angka 3 (tiga) putaran lagi, dan atlet yang akan berlomba masih lebih dari 5 (lima) orang, maka kelebihan jumlah atlet tersebut akan langsung dieliminasi (berapapun jumlah kelebihannya) sebagai pedoman adalah pada putaran eliminasi terakhir hanya boleh menyiksakan 5 (lima) atlet terdepan.
8. Putaran pertama eliminasi sangatlah bergantung pada jumlah atlet yang berlomba di nomor ini.
9. Nomor lomba ini juga memakai system overlap, yang akan diberlakukan sejak awal start, tanpa harus menunggu awal lap eliminasi yang telah ditentukan.
10. Lomba dilaksanakan dengan system start massal (mass satar). Atlet daalm posisi statis/diam, dan atlet baru mulai bergerak pada saat aba-aba satart “ Ya “ terdengar. Diskualifikasi berlaku untuk atlet yang melakukan pencurian start keiga, keempat ..... dst.
11. Posisi start akan dilaksanakan dengan system undian yang akan dilakukan oleh panpel, dengan menutamakan system seeded dari data hasil kejuaraan yang terakhir (sebelumnya).

POINT TO POINT 10.000 M SPEED
1. Saat putaran tertentu ATLET PERTAMA SAJA yang menginjak/melewati garis finish yang akan memperoleh 2 (dua) poin. Dan atlet kedua yang melewat garis finish akan memperoleh 1 (satu) poin. Dan khusus putaran terakhir (finish) poin 3 (tiga) diberikan untuk atelt pertama, poin 2 (dua) untuk atelt kedua, dan poin 1 (satu) untuk atlet ketiga yang memasuki/melewati garis finish.
2. Poin diberikan pada lap-lap/putaran-putaran genap dan pada saat papan penunjuk jumlah putaran menunjuk angka putaran ganjil bel akan berbunyi sebagai pertanda akan dilakukan pemberian poin pad putaran berikutnya.
3. Penentuan juara adalahatlet yang memperoleh Jumlah Poin terbanyak, dan menyelesaikan lomba sampai memasuki garis finish pada putaran terakhir, walaupun atlet tersebut tidak diurutan 1, 2, atau 3. apabila terdapat jumlah poin yang sama, maka sebagai penetu Juara/Pemenang adalah atlet yang menempuh jumlah poin yang sama tersebut.
4. Atlet dengan jumlah poin terbanyak tetapi tidak dapat menyelesaikan lombanya sampai putaran terakhir, maka atlet tersebut dianggap mengundurkan diri, sehingga poin yang di dapatkannya dianggap hangus.
5. Lomba dilaksanakan dengan system start massal (mass satar). Atlet daalm posisi statis/diam, dan atlet baru mulai bergerak pada saat aba-aba start “ Ya “ terdengar. Diskualifikasi berlaku untuk atlet yang melakukan pencurian start keiga, keempat ..... dst.
6. Posisi start akan dilaksanakan dengan system undian yang akan dilakukan oleh panpel, dengan menutamakan system seeded dari data hasil kejuaraan yang terakhir (sebelumnya).

C. PERATURAN TATATERTIB SECARA UMUM

1. Selama di arena lomba setiap peserta wajib menjaga disiplin dan kesopanan serta nama baik PORSEROSI dan turut mensukseskan Kejuaran Nasional Sepatu Roda Piala Bupati Sidoarjo Tahun 2009.
2. Setiap peserta wajib mematuhi peraturan lomba yang telah ditentukan oleh panitia.
3. Pemanggila peserta lomba hanya dilakukan 3 (tiga) kali, pertama 5 (lima) menit sebelum perlombaan berlangsung dengan menyebutkan seluruh nama peserta, kedua 1 (satu) menit sebelum perlombaan dan ketiga saat akan dimulai start untuk pengecekan nomor peserta.
4. Setiap peserta lomba wajib menggunakan nomor peserta yang telah disediakan oleh panitia.
5. Setiap atlet, team manager dan official wajib memakai ID CARD PIALA BUPATI SIDOARJO VII TAHUN 2009 selama berada dalam daerah perlombaan.
6. Selama perlombaan berlangsung, yang dapat berhubungan dengan panitia adalah team manager/official saja.
7. Setiap peserta yang telah selesai berlomba diharuskan melapor kembali ke juri di garis finish untuk pengecekan urutan masuknya, apabila tidak mengindahkan kesalahan administrasi yang terjadi akan menjadi tanggung jawab peserta.
8. Pada dasarnya jadwal pertandingan mengikat, tetapi apabila diperlukan perubahan akan diumumkan ke semua peserta melalui pengeras suara.
9. Official, orang tua dan peserta yang tidak melakukan pemanasan menjelang pertandingan dilarang berada di lintasan.
10. Peserta yang jatuh dan tidak cedera parah dan masih mampu bangun tanpa bantuan pihak III, dapat menyelesaikan lomba, dan yang diizinkan menolong hanya panitia dan Tim P3K.
11. Peserta yang dipanggil harus segera menuju ke tempat start untuk pengarahan dan pengecekan terakhir.

D. SANKSI-SANKSI

Untuk terselenggaranya perlombaan dapat berjalan dengan baik, tertib dan lancar serta untuk menjaga sportifitas dan fair play maka semua diharap bersama-sama mendisiplinkan diri, berusaha melakukan pembinaan yang menuju kepada peningkatan prestasi.
Agar peraturan dapat ditegakan maka perlu adanya sanksi yang tegas terhadap seluruh peserta dan semua pihak yang terlibat dalam acara ini apabila melakukan pelanggaran.

Adapunyang terkena sanksi adalah :
1. Peserta yang tidak mematuhi tata tertib, sopan santun dan peraturan lomba.
2. Peserta lomba yang sedang mencoba lintasan atau yang sedang berlomba melakukan :
a. Meluncur berlawanan arah dengan atlet lain sesuai dengan jalur lintasan.
b. Menghalang-halangi atlet lain, mendorong dengan sengaja, menyikut, menjegal atlet lain, menyentuh anggota badan atlet lain dengan tujuan ingin menjatuhkan secara sengaja.
c. Berbuat tidak sopan dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas.
Apabila seorang atlet melakukan hal-hal tersebut di atas, maka dapat dikenakan sanksi yaitu hasil sebagai juara pertandingan dibatalkan.

Untuk pelatih/perwakilan yang tidak dapat mengendalikan pendukungnya sehingga menggangu atlet lain atu panitia sehingga menimbulkan keributan dan kekerasan maka panitia berhak meminta pertanggung jawabannya.
Kami panitia berharap semua permasalahan dikembalikan kepada jiwa seorang olahragawan/wati, yaitu berjiwa sportif dan berjiwa besar demi kemajuan kita bersama khususnya olahraga sepatu roda.

E. PROTES
Protes dapat dilakukan dan disampaikan leapada Chief Refree yang bersangkutan secara tertib dengan membayar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dan diajukan dalam jangka waktu 15 menit setelah diumumkan urutan pemenang dari nomor lomba yang bersangkutan.
Keputusan Panitia beserta juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, dan uang protes tidak dapat dikembalikan dan menjadi milik panitia.

F. PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan dan tata tertib lomba ini akan dikonfirmasikan lebih lanjut.

Undangan Kejuaraan Nasional Sepatu Roda Antar Klub 2010

Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr Pimpinan
Klub Sepatu Roda
di tempat

Salam Olah Raga,
Dalam rangka memperingati hari Jadi Kabupaten Sidoarjo ke-151 Tahun 2010, Pengurus PORSEROSI Kabupaten Sidoarjo akan menyelenggarakan Kejuaraan Nasional Sepatu Roda Antar Klub “ PIALA BUPATI SIDOARJO VIII TAHUN 2010 “ Kelompok Umur, Kelas Spesial dan Standar yang akan kami selenggarakan pada :

Hari : Sabtu dan Minggu
Tanggal : 6 dan 7 Pebruari 2010
Waktu : 08.00 s/d selesai
Tempat : Sirkuit Sepatu Roda Parkir Timur Gelora Delta Sidoarjo

Besar harapan kami atas kehadiran dan keikut sertaan atlet-atlet dari Klub Bapak/Ibu/Saudara/i pada kejuaraan tersebut.

Demikian atas perhatianya disampaikan terima kasih.

NB : Tehnical Meeting pada hari Kamis tanggal 4 Pebruari 2010 pukul 19.00 WIB di Kantor Dinas PU Bina Marga Jl. Sultan Agung 17A Sidoarjo. Daftar nama peserta kami terima selambat-lambatnya tanggal 28 Januari 2010. Biaya pendaftaran Rp. 60.000,- per atlit.


PANITIA PELAKSANA
Ketua

Ir. HERU SUBAGIYO

Tembusan :
1. Ketua Umum PB. PORSEROSI;
2. Ketua Umum PENGDA PORSEROSI se-Indonesia.