Rabu, 30 Juli 2008

Makna Lambang PORSEROSI

PORSEROSI (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia)

Gambar lingkaran berwarna kuning, berarti kesatuan dalam wadah kekeluargaan yang diikat dengan keaktifan di bidang olahraga sepatu roda. Gambar sepasang remaja ; berarti kegiatan olahraga ini ditunjang dan diikat oleh anak-anak remaja yang lincah, bergerak aktif dalam sportifitas pembinaan fisik dan mental remaja Indonesia.
Gambar obor/pelita dan lingkaran, sesuai dengan api abadi/obor Olimpiade yang terus menyala menerangi dan memancar serta memberikan semangat terus menerus tiada putusnya, dengan kesadaran berbahasa satu, berbangsa satu, dan bertanah air satu, Indonesia.

Sejarah Sepatu Roda
Olahraga sepatu roda berasal dari negeri Belanda yang diciptakan sekitar abad ke-17 oleh seorang penggemar ice skiting. Dia ingin mengubah permainan ice skiting menjadi permainan yang dapat bergerak di atas tanah atau jalan keras. Kemudian dicobanya mengikat beberapa kayu berbentuk bundar pada papan datar yang diikatkan pada sepatunya.
Tahun 1763 Joseph Marlin, seorang teknisi Belgia dan pembuat alat-alat musik mencoba berlari dengan peralatan ice skiting yang dilengkapi dengan roda kecil dari besi. Tapi tidak bisa berkembang pada waktu itu, karena ada larangan pemerintah Belandan bermain sepatu roda di jalan raya. Tahun 1863 seorang bernama James Leonard Plimton’s pencipta "Rocking Skate" yang kemudian ia patenkan menjadi sangat populer. Ia kemudian dijuluki "Bapak Pencipta Sepatu Roda"
Olahraga itu kemudian populer di Amerika, Inggirs dan Austria. Tahun 1876 terbentuk organisasi sepatu roda di Inggris yang bernama NSA (The National Skating Association) dan menyelenggarakan kejuaraan sepatu roda. Bahkan kemudian diperkenalkan bermain Hockey dengan sepatu roda. Selanjutnya tahun 1880 diperkenalkan ball bearing skate dan kemudian di Eropa banyak dibangun gedung pertunjukan dengan fasilitas lengkap untuk sepatu roda. Olahraga sepatu roda dijadikan sasaran "show business" yaitu sepatu roda dimainkan dalam opera, balet dan komidi musik, di mana dara-dara cantik menari di atas sepatu roda dengan penuh gaya dan tampak anggun.
Tahun 1924 berdiri organisasi septu roda internasional dengan nama Federation Internationale de Roller Skating, disingkat FIRS. Sekarang sudah menyebar di 5 benua dengan 42 anggota federasi nsaional. Kejuaraan dunia diadakan setiap dua tahun sekali dalam nomor Roller Speed Track, Artistic Roller Skating dan Roller Hockey, untuk Speed Roller Skating direncanakan diadakan kejuaraan setiap tahun.
Di Indonesia
Masuknya sepatu roda di Indonesia ketika masa penjajahan Belanda yagn membawa permainan itu ke Indonesia, kemudian menjalar pada anak-anak orang Indonesia yang kebetulan orang tuanya bekerja pada Belanda. Permaian sepatu roda pada tahun 50-an pernah ditampilkan dalam film "Tiga Dara" yang diperankan oleh Indriati Iskak. Meski sekilas, tetapi telah menujukkan bahwa bangsa Indonesia telah mengenal permainan sepatu roda. Sekitar tahun 60-an di beberapa kota besar seperti Surabaya, Ujung Pandang, Jakarta mulai banyak remaja bermain sepatu roda. Baru tahun 1978 muncul perkumpulan sepatu roda yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA), kemudian oleh remaja jalan Kaji diadakan perlombaan Kajee Race. Pada tanggal 7 Oktober 1979 terbentuklah Pengda Perserosi DKI Jakarta. Berbagai pertandingan sepatu roda diselenggarakan, dilanjutkan dengan Munas Perserosi I, diikuti oleh 10 utusan Pengda Perserosi yang berlangsung tanggal 24 - 26 April 1981.
Tiga orang yang boleh disebut pemrakarsa pembentukan PB. Porserosi yaitu : Soetoyib dari Monas Grup, Drs. Soetomo dari Otista dan Soedirdjo dari Vini Vidi Vici. Dalam Munas I secara resmi terbentuk PB. Perseorsi, dengan 14 anggota Pengda, yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, Sulsel, Sulut, Sulteng, Riau, Bengkulu, dan DKI Jakarta. Terpilih formatur tunggal, Ir. Giri Soeseno Hadihardjono yang kemudian menyusun kepengurusan masa bakti 1981 - 1985 yang sesuai dengan surat KONI No. 94 tahun 1982 mendapat pengukuhan dari Ketua Umum KONI Pusat Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Peraturan Pertandingan
Peraturan-peraturan pertandingan ini berlaku untuk semua perlombaan sepatu roda di seluruh wilayah Indonesia. Peraturan perlombaan ini bersifat mengikat dan merupakan pedoman pokok bagi setiap anggota Porserosi yang mengikuti perlombaan sepatu roda. Perlombaan sepatu roda dibagi dalam kelompok umur untuk putera dan puteri, yaitu :
A = kelompok 6 - 9 tahun B = kelompok 10 - 12 tahun C = kelompok 13 - 16 tahun D = kelompok 17 tahun ke atas, E = kelompok bebas
Peserta haruslah anggota Perserosi Daerah yang mempunyai tanda anggota Perserosi, memakai seragam perkumpulan, memakai nomor peserta dan harus sehat rohani dan jasmani. Petugas perlombaan terdiri dari dewan hakim (5 atau 3 orang), ketua perlombaan, sekretaris perlombaan, pemberi isyarat start, pembantu start, pengambil waktu utama, pengambil waktu biasa, juri utama, juri kedatangan, penghubung, pencatata hasil, sekretariat perlombaan dan pengawas lintasan.
Nomor Pertandingan
Nomor pertandingan dalam sepatu roda terdiri dari : sprint 200, 400, 500 meter, estafet, ketangkasan dan jarak menengah. Untuk ketangkasan dibagi beberapa nomor lagi, yaitu : jumping, menerobos gawang, zig zag, lompat ban, jumping balance, angka dalapan, mundur, zig zag melebar, lompat jauh dan membentuk huruf S.

dari berbagai sumber

1 komentar:

Unknown mengatakan...

PORSEROSI bukan PERSEROSI