Kamis, 10 Juli 2008

Program Polisi Sepatu Roda Dikritik

21 Juni 2008 02:08 WIB

Tim polisi lalu lintas bersepatu roda diragukan efektifitasnya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Bahkan, program ini dianggap hanya untuk mencari sensasi.“Bukan tempatnya polisi mengutamakan popularitas," kata anggota Komisi Kepolisian Nasional Adnan Pandu Praja di kepada Tempo di Jakarta kemarin. Ia berpendapat, mestinya polisi mencari terobosan yang kreatif dan dapat dipertanggungjawabkan efektivitasnya. Selanjutnya, Komisi Kepolisian Nasional akan mengawasi dan mengevaluasi program “polisi sepatu roda” itu. "Karena sekarang belum berjalan. ”Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jakarta dua hari lalu menyatakan akan meluncurkan “polisi sepatu roda” untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Tim yang berisi 20 orang itu sedianya diterjunkan di jalan-jalan protokol yang sangat macet atau yang sampai stagnan. Polisi menolak program ini hanya untuk mencari popularitas atau sensasi. Koordinator Traffic Management Center Polda Metro Jaya Komisaris Sambodo Purnomo menuturkan, program ini juga menyesuaikan dengan program hari bebas kendaraan bermotor. Di kawasan itu, polisi pun harus meninggalkan kendaraan dan memakai sepatu roda. "Kami lihat bagaimana kesinambungannya. Kami akan evaluasi setiap hari,” ucapnya. Sambodo menerangkan, anggota unit yang dipimpin Inspektur Dua Sutirto itu masih 21 petugas. Pada prakteknya, tim itu harus siap memberi pertolongan pertama pada korban kecelakaan, membereskan lokasi kecelakaan, dan memberi tilang pada pelanggar. Soal pembiayaan, menurut dia, tak ada anggaran khusus. Namun, kata seorang polisi, sepatu roda itu, “Sumbangan dari warga masyarakat yang peduli." Ketua Presidium Indonesian Police Watch Netta S. Pane pun mengungkapkan keraguannya terhadap efektifitas tim polisi lalu lintas bersepatu roda. Keraguan itu berdasarkan fakta, masih banyak jalan protokol yang rusak berat atau tak rata plus kemampuan polisi bersepatu roda yang belum meyakinkan. "Membahayakan petugasnya. Citra petugas turun jika seandainya ia jatuh karena kurang terlatih," katanya. Neta pun memandang sebelah mata program itu sebab beberapa terobosan sensasional polisi untuk mengatasi kemacetan kerap tak berjalan baik. "Dulu ada patroli polisi dengan helikopter dan bersepeda. Mana kenyataannya?“Ia menyarankan pemerintah fokus pada mengurangi jumlah kendaraan untuk mengatasi kemacetan. Polisi bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, misalnya membatasi penerbitan surat izin mengemudi.

Menurutku, polisi bersepatu roda itu fine-fine aja, why not? satu kemajuan yang patut diacungi jempol. Komentar-komentar bernada miring itu umumnya datang dari orang yeng belom paham persepaturodaan. Di sepatu roda ada beberapa jenis sepatu. Untuk pak polisi jelas pakainya bukan sepatu roda jenis speed/special, tapi jenis recreational yang biasa dipakai buat jalan-jalan para remaja di luar negeri.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/

Tidak ada komentar: